REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebanyak 15 ribu anak selama satu pekan belakangan telah menyelamatkan diri dari bagian barat Kota Mosul di Irak, tempat pertempuran antara pasukan pemerintah dan petempur ISIS meningkat, kata Dana Anak PBB (UNICEF).
"UNICEF menanggapi keperluan mendesak di Kamp Hamam Al Ali, 20 kilometer dari Mosul, tempat bantuan diberikan kepada anak-anak saat mereka tiba," kata Penasehat Regional UNICEF Bastien Vigneau melalui telepon dari Irak baru-baru ini.
Ia menyatakan anak-anak itu sangat ketakutan oleh suara ledakan bom, yang menjadi salah satu alasan utama orang tua mereka memutuskan untuk menyelamatkan diri. Mereka menyelamatkan diri dengan membawa sangat sedikit barang dan dalam kebanyakan kasus dengan pakaian sangat minim. Kebanyakan anak-anak tersebut dan keluarga mereka tiba naik bus yang disediakan oleh militer.
Prioritas utama, selian rekasi darurat pertama, meliputi kesehatan, guna menjamin anak-anak itu diimunisasi, terutama terhadap campak dan polio. Juru Bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) Matthew Sarmash mengatakan peningkatan mencolok jumlah pengungsi telah terlihat dalam beberapa hari belakangan dan Kamp Hamam Al Ali hampir mencapai kapasitas maksimumnya.
Saat ini, 150 ribu tempat terisi. Ia mengatakan pembangunan sedang dilakukan untuk menampung sebanyak 250 ribu orang di sana.
Vigneau mengatakan lebih dari 100 ribu anak telah kehilangan tempat tinggal di Mosul sejak operasi militer terhadap kelompok ISIS dimulai pada Oktober 2016. Gerak maju tentara ke arah Mosul terjadi setelah Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada 19 Februari mengumumkan dimulainya serangan guna mengusir petempur fanatik ke luar pinggir barat Mosul, yang oleh warga setempat dinakan Tepi Kanan Sungai Tigris, yang membelah kota tersebut.
Pada penghujung Januari, Al-Abadi mengumumkan pembebasan pinggir timur Mosul, atau Tepi Kiri Sungai Tigris, setelah lebih dari 100 hari pertempuran melawan anggota ISIS. Namun, pinggir barat Mosul, dengan jalannya yang sempit dan penduduk yang padat antara 750 ribu dan 800 ribu orang, tampak menjadi tantangan yang lebih besar buat pasukan Irak, demikian perkiraan PBB.
Mosul, 400 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014, ketika pasukan Irak meninggalkan senjata mereka dan melarikan diri, sehingga petempur IS bisa menguasai banyak wilayah Irak Utara dan Barat.