REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Tingkat Menteri Asosiasi Negara Lingkar Samudra Hindia (IORA) dipimpin oleh tiga menteri luar negeri perempuan, yaitu Menlu RI Retno LP Marsudi, Menlu Australia Julie Bishop, dan Menlu Afrika Selatan Maite Nkoana-Mashabane.
"Ini merupakan suatu peristiwa unik, di mana tiga perempuan memimpin pertemuan tingkat menteri IORA," kata Menlu Retno Marsudi di Jakarta Convention Center, Senin (6/3).
Menurut Menlu Retno, peristiwa kepemimpinan tiga menlu perempuan dalam PTM IORA itu sejalan dengan salah satu isu terkini yang sedang diangkat dalam pertemuan IORA kali ini, yaitu isu pemberdayaan perempuan. "Ini juga sangat pas dengan IORA kali ini, di mana isu pemberdayaan perempuan yang telah menjadi salah satu prioritas IORA," ujar dia.
Baca: KTT IORA Hasilkan Empat Dokumen
Untuk memperkuat enam isu prioritas IORA yang sudah ada sejak awal, dokumen Jakarta Concord yang akan ditandatangani para pemimpin kepala negara dan kepala pemerintahan pada KTT IORA. Jakarta Concord memuat tiga isu penting untuk kerja sama IORA di masa depan, yaitu pemberdayaan perempuan, "blue economy", promosi demokrasi.
Pemerintah Indonesia memimpin pertemuan IORA sebagai ketua bersama dengan Pemerintah Afrika Selatan sebagai wakil ketua dan Australia sebagai ketua IORA periode sebelumnya. Tema yang diangkat dalam Pertemuan IORA yang digelar pada masa keketuaan Indonesia itu adalah "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean" (Memperkuat Kerja Sama Maritim untuk Kawasan Samudra Hindia yang Damai, Stabil, dan Makmur).
Rangkaian Pertemuan IORA akan dilaksanakan pada 5-7 Maret. Acara IORA didahului pertemuan tingkat pejabat tinggi pada 5 Maret, pertemuan tingkat menteri pada 6 Maret, dan pertemuan tingkat tinggi atau KTT pada 7 Maret. IORA yang terdiri atas 21 negara anggota adalah organisasi utama untuk kawasan Samudra Hindia dan memainkan satu peranan penting dalam memperkuat kerja sama keamanan regional.