REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inovasi digital dalam era pascamodern seperti sekarang ini merupakan perangkat yang dinilai akan sangat membantu pemberdayaan kaum perempuan secara global, termasuk di kawasan Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA).
Hal tersebut merupakan benang merah dalam diskusi sesi kedua dalam penyelenggaraan "Business Summit" yang merupakan bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA yang digelar di Jakarta Convention Center atau Balai Sidang Jakarta, Senin (6/3).
Salah seorang pembicara, CEO CIMB Group Tengku Dato Sri Zafrul Aziz yang berasal dari Malaysia mengatakan, hanya sekitar 46 persen wanita di kawasan Asia Tenggara yang memiliki rekening bank, sedangkan lebih kecil lagi perempuan yang mendapatkan akses kepada pinjaman perbankan.
Sementara itu, CEO Austrade Australia Stephanie Fahey mengingatkan bahwa dengan inovasi digital yang kerap disebut sebagai era revolusi industri 4.0, warga masyarakat juga bisa melakukan transfer dana hanya dengan menggunakan telepon seluler tanpa harus memiliki atau membuka rekening bank. "Pengembangan transdigital masa depan juga dapat menciptakan kesempatan bagi kaum perempuan," katanya.
Stephanie Fahey juga menyatakan, aspek pendidikan juga merupakan hal yang penting, terutama untuk mengajak wanita untuk menempuh jalur pendidikan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.
Di negara asalnya yaitu Australia, dia menyatakan bahwa kebijakan Negeri Kangguru tersebut adalah mendorong perempuan untuk lebih banyak berkecimpung di ilmu matematika dan sains.
Sedangkan Presiden Black Business Council Afrika Selatan Danisa Baloyi menyatakan sepakat bahwa inovasi digital seperti perkembangan teknologi seluler mengubah nasib banyak warga. "Jika Anda melihat benua Afrika, ponsel telah mengubah kehidupan sehingga semakin memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dan bertransaksi di banyak daerah pedesaan," katanya.
Dia juga mengajak berbagai pihak untuk dapat berbuat lebih dalam rangka memberdayakan kaum perempuan, terutama dengan memberdayakan kemampuan "multitasking" yang kerap dimiliki banyak wanita.
Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yembise menuturkan saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi kesetaraan gender.
Menteri Yohanna menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Networking Function bersama organisasi para Indonesianis Australia di Konsulat Jenderal Republik Indonesia Perth, Australia, Jumat (17/2) malam.
Menurut dia, perempuan di Indonesia memegang peranan penting dalam berbagai bidang salah satu contoh kecil adalah adanya sembilan Menteri perempuan di kabinet saat ini dan banyaknya perempuan yang menjadi anggota DPR.
"Tantangan utama adalah geografi Indonesia yang terdiri dari beribu pulau. Kita harus bisa menjangkau sampai ke desa-desa", katanya.