Senin 06 Mar 2017 17:22 WIB

Netanyahu akan Bertemu Putin Cegah Pengaruh Iran di Suriah

Vladimir Putin (kanan) dan Benyamin Netanyahu (kiri)
Foto: AP
Vladimir Putin (kanan) dan Benyamin Netanyahu (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Kamis untuk menentang upaya Iran mendapatkan pengaruh militer permanen di Suriah.

"Iran berupaya membangun pangkalan militer di Suriah, baik untuk pasukan darat maupun laut, dan juga membuka garis pertempuran dengan kami di Dataran Tinggi Golan. Saya akan menyatakan kepada Presiden Putin kami sangat menentang upaya itu," kata Netanyahu kepada anggota kabinetnya pada Ahad (5/3).

Iran, pesaing besar Israel di Timur Tengah, selama ini menjadi pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mengirim pasukan milisi untuk membantunya menang dalam perang saudara. Sementara itu, Rusia yang juga sekutu Assad, dinilai sebagai kekuatan utama, yang menentukan masa depan perdamaian di Suriah.

Pada Jumat di Jenewa, perundingan damai oleh PBB terkait Suriah berakhir tanpa kesepakatan setelah berlansung selama satu tahun. Sejumlah pemimpin Israel telah menunjuk naiknya pengaruh Iran di Timur Tengah sepanjang enam tahun perang saudara di Suriah, baik melalui pasukan resmi Garda Revolusi, maupun melalui milisi Muslim syiah, terutama Hizbullah.

Iran beralasan harus mengirim pasukan ke Suriah untuk menjaga tempat-tempat bersejarah bagi kaum Syiah. Namun demikian, kepala staf angkatan bersenjata negara tersebut, pada November tahun lalu mengatakan berencana membangun pangkalan laut di Yaman atau Suriah dalam waktu dekat.

Pada tahun lalu, Avi Ditcher, kepala komite urusan pertahanan dan luar negeri, menuding Iran telah berulang kali memindahkan pasukannya ke Dataran Tinggi Golan di Suriah yang langsung berbatasan dengan wilayah Israel yang mereka rampas pada perang Timur Tengah 1967.

Ditcher mengaku telah membalas kebijakan tersebut, namun tidak merincinya lebih jauh. Netanyahu menyatakan Israel telah melancarkan puluhan serangan udara untuk mencegah penyelundupan senjata kepada kelompok bersenjata Hizbullan di Lebanon, melalui Suriah. Dua tahun lalu, Israel dan Rusia sepakat mengkoordinasikan aksi militer di Suriah untuk mencegah aksi saling tembak.

"Saya berharap kami dapat mencapai kesepahaman untuk memperkecil kemungkinan friksi di antara pasukan dua negara itu, sebagaimana yang telah kami lakukan selama ini," kata Netanyahu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement