REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Pasukan Irak berhasil mengambil alih kantor-kantor utama pemerintahan di Mosul, Selasa (7/3). Operasi ofensif untuk memukul mundur ISIS ini masih terus berlanjut.
Ribuan warga sipil terpaksa harus mengungsi dari kota. Alirannya meningkat dalam beberapa hari terakhir. Merebut kembali kantor pemeritah menjadi salah satu momentum penting dalam operasi ini.
Pasukan meluncurkan serangan kejutan sepanjang malam untuk mengepung gedung-gedung. Meski sebagian besar struktur bangunan hancur, pasukan dinyatakan menang secara strategis.
Pasukan Irak juga telah mengambil alih museum, cabang utama bank sentral dan pengadilan terdekat. Semuanya dikuasai ISIS sejak 2014. ISIS menguasai sebagian besar kota Mosul. Bagian Timur berhasil direbut Januari lalu.
Menurut Reuters, gedung-gedung tinggi sering digunakan ISIS untuk mengeksekusi orang yang melawan. Mereka dirajam, potong tangan hingga dibuang dari atas gedung.
Operasi ofensif di Mosul bagian barat ini dimulai lagi sejak Ahad lalu. Sebelumnya cuaca buruk menerpa sehingga memperlambat operasi.
Hingga saat ini pasukan telah merebut Jembatan al-Hurriya yang membentang di sungai Tigris. PBB memperkirakan ada sekitar 800 ribu warga sipil yang masih tinggal di Mosul.
Kantor Koordinasi urusan kemanusiaan melaporkan sekitar 42 ribu orang mengungsi pekan ini. "Warga sipil dalam risiko besar terjebak dalam pertempuran, infrastruktur hancur, akses air bersih terputus, termasuk pasokan makanan," kata PBB dilansir dari BBC.