REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Badan Investigasi India (NIA) mengeluarkan surat peringatan ke pendakwah Zakir Naik agar ikut dalam pemeriksaan di markas NIA pada 14 Maret esok.
Seperti dikutip Times of India, Senin (7/3), Zakir Naik diyakini selama ini tinggal di Arab Saudi. Otoritas India menduga ia sebagai inspirator serangan di Dhaka.
Awal pekan ini, Direktorat Penindakan (ED) juga menginterogasi adik Zakir Naik, Nailah Noorani terkait dugaan kasus pencucian uang. Otoritas India menuding LSM Zakir Naik menerima uang asing secara ilegal.
"Kami telah memeriksa sekitar 20 asosiasi yang bekerja dekat dengannya dan usaha bisnis venturanya. Kami telah menemukan cukup informasi dan ingin menanyainya," ujar pejabat NIA.
Otoritas India sudah sejak lama mengincar Zakir Naik. Namun Zakir Naik dengan tegas membantah segala tuduhan yang diarahkan kepadanya. Soal ia dianggap inspirator serangan teror, Zakir menegaskan, ceramahnya telah dipelintir.
"Pernyataan saya telah diterjemahkan di luar konteks. Ada setengah kalimat saya dan dipelintir. Saya adalah pembawa pesan perdamaian. Adalah hal sangat dikecam apakah itu Muslim atau non-Muslim melancarkan serangan teror kepada sesama umat manusia. Saya tidak pernah mendukung hal itu."
Pekan lalu, Zakir Naik tiba di Indonesia. Kehadirannya bersamaan dengan kedatangan Raja Saudi, Salman bin Abdul Aziz. Di Indonesia, Zakir Naik bertemu dengan sejumlah dai, termasuk Ustaz Arifin Ilham dan Yusuf Mansur.
Baca juga, Dituding Terkait Teroris, Ini Klarifikasi Zakir Naik.
Dr Zakir Naik dikenal luas secara internasional sebagai pembicara umum Muslim dan penulis hal-hal tentang Islam dan perbandingan agama. Yang menarik, ia adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran University of Mumbai, India. Ia sempat bekerja sebagai dokter di Mumbai, sebelum akhirnya memutuskan beralih menjadi seorang pendakwah pada 1991.
“Dr Zakir Naik adalah dai luar biasa. Beliau bukan lulusan universitas atau perguruan tinggi Islam tapi mampu menguasai Alquran dengan baik, hafal, dan menguasai Injil, Weda, dan lain-lain,” ujar Direktur An Nahl Institute Jakarta Ustaz Ahmad Buchory Muslim usai pertemuannya dengan Dr Naik bersama sejumlah ulama di Jakarta, Kamis (2/3) malam.