Rabu 08 Mar 2017 22:14 WIB

Kisah Nelayan Wanita Gaza yang Melaut di Bawah Ancaman Kapal Israel

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
ilustrasi nelayan gaza
Foto: www.salem-news.com
ilustrasi nelayan gaza

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Makin banyak wanita Gaza yang rela bekerja apa pun untuk mencari nafkah. Selain menjadi sopir, ada wanita Gaza mencari nafkah dengan menjadi nelayan. Ini semua dilakukan untuk bertahan hidup.

Seorang nelayan wanita Madleen Kullab (32 tahun) mengatakan, setiap berlayar mencari ikan, ia tak yakin apakah bisa pulang ke rumah kembali atau tidak. "Situasi saat ini begitu sulit, ketika kita mencapai 15 mil maka kami akan ditembaki oleh Israel,  kami terpaksa melakukannya meskipun resikonya tinggi demi mencari nafkah."

Kullab menjadi nelayan hampir satu dekade lalu ketika ayahnya menderita penyakit mielitis, radang sumsum tulang belakang dan akhirnya jadi difabel. Ia menggantikan posisi ayahnya sebagai pencari nafkah.

Kullab dan dua adik laki-lakinya keluar untuk mencari ikan pada pukul 03.00 hingga 05.00 pagi. Mereka kadang melempar jaring pada saat matahari terbenam.  Mereka biasanya mencari ikan sarden. "Kamu cari ikan apa saja yang bisa dicari," kata Kullab seperti dilansir Aljazirah, Selasa, (8/3).

Tak banyak ikan yang bisa dicari di daerah terbatas. Kadang hanya mendapatkan sedikit ikan bahkan kadang tak mendapat ikan sama sekali. Untuk mendapat ikan berkualitas harus mencari ikan hingga 10 mil dari bibir pantai.

BPerekonomian yang memburuk di Gaza telah memukul industri perikanan. Nelayan yang semula 10 ribu orang pada 2000 turun menjadi 4.000 tahun lalu.

Selama ini nelayan di Gaza hidup berdasarkan pinjaman lunak termasuk Kullab. Mereka tak melaut pada musim dingin sebab pada musim itu cuaca sering buruk dan ombak bisa terlalu tinggi. Setiap hari Kullab hanya mendapat uang sebesar 10 shekels (2,60 dolar AS) dengan mencari ikan.

Menjadi nelayan, terang Kullab, semakin berbahaya. Ia mencari jalan  keluar dengan masuk kuliah. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris. "Saya ditembak setiap kali mencari ikan di laut. Lebih baik mencari pekerjaan selain mencari ikan."

Kullab mengaku pernah menyaksikan temannya sesama nelayan Mohammad Mansour Baker yang ditembak Israel hingga meninggal saat mencari ikan dengan saudaranya.

"Terdapat lebih dari 10 kapal. Kami hanya 3 mil dari laut dan kapal-kapal Israel mulai menembaki kami tanpa alasan. Mohammad ditembak dari perut menembus punggungnya dan meninggal di kapal."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement