Kamis 09 Mar 2017 09:45 WIB

Aksi Perempuan Sedunia di Hari Perempuan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
 Hillary Harper saat memperingati Hari Perempuan Internasional bertema
Foto: AP Photo/Jae C. Hong
Hillary Harper saat memperingati Hari Perempuan Internasional bertema "Sehari tanpa Perempuan" di Los Angeles, Rabu, 8 Maret 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Aksi menyambut Hari Perempuan Internasional dilakukan di seluruh dunia, Rabu (8/3). Masing-masing negara memiliki temanya tersendiri menyangkut perempuan dan isu yang sedang hangat.

Amerika Serikat mengangkat tema "Sehari tanpa Perempuan" untuk mengingat kembali pentingnya peran perempuan di ranah pekerjaan. Anggota Kongres perempuan turun ke jalan dan meninggalkan tempat kerja.

"Saya rasa penting bagi anggota Kongres perempuan menunjukkan solidaritasnya hari ini," kata Lois Frankel, dikutip BBC.

Sejumlah sekolah terpaksa diliburkan karena guru-guru dan staf perempuan ikut aksi. Hari Perempuan Internasional awalnya adalah gerakan buruh. Pada 1908, aksi protes meminta pengakuan PBB jadi acara tahunan. Aksi ini dilakukan dengan berbagai cara di seluruh dunia.

Baca: Lenggak-lenggok Korban Serangan Air Keras Bangladesh di Panggung Mode

Di Irlandia, perempuan menggelar aksi mogok kerja dan mengenakan pakaian hitam. Mereka protes pada kebijakan aborsi pemerintah. Aksi solidaritas juga digelar di London, Amsterdam, Polandia, dan lainnya.

Di Jerman, maskapai Lufthansa mengatakan seluruh kru perempuan tetap terbang untuk mendukung aksi. Hanya enam persen dari pilot Lufthansa adalah perempuan.

Di Islandia, pemerintah menjanjikan kebijakan yang lebih setara gender, etnis, seksualitas atau nasionalitas. Islandia akan jadi negara pertama yang melakukannya.

Sementara di negara-negara kecil, isu perempuan didominasi oleh peran sebagai ibu. Ratusan perempuan Montenegro melakukan protes karena pemerintah memotong bantuan untuk ibu dengan anak tiga atau lebih.

Di Rumania, puluhan perempuan tidur di jalan dan mengenang perempuan yang tewas dalam kekerasan domestik, termasuk perempuan yang meninggal dalam konflik. Di AS, aksi digelar di hampir seluruh negara bagian. Perusahaan-perusahaan besar juga memberikan izin untuk perempuan menghadiri aksi dan tidak bekerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement