REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempertimbangkan mengirim hampir 1.000 personel cadangan untuk melawan ISIS, Rabu (8/3). Reuters mengeluarkan laporan eksklusif yang menyebut Trump kemungkinan besar akan melaksanakannya.
Pasukan itu akan dikirim ke Kuwait sebagai pasukan cadangan untuk membantu meningkatkan operasi ofensif lawan ISIS di Irak dan Suriah. Mereka akan menjadi pasukan dengan repons cepat di setiap ada kesempatan atau tantangan di medan tempur.
Seorang pejabat anonim AS mengatakan pasukan ini akan berbeda dengan personel yang sudah berada di Kuwait. Belum jelas apakah rencana ini telah mendapat dukungan dari Menteri Pertahanan Jim Mattis atau bukan.
Juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis menolak berkomentar soal keinginan pemerintah Trump dalam ranah ini. Selama ini, pemerintah Presiden Obama selalu dituduh kurang bisa mengatur taktik di wilayah baik dalam penanganan armada maupun personel AS.
Trump telah membuat ISIS sebagai salah targetnya. Ia bersumpah akan mengalahkan ISIS di masa kepresidenannya.