REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengatakan belum ada tindakan yang konkret dari Presiden AS Donald Trump untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Surah (ISIS) . Sebelumnya, Trump telah membuat ISIS sebagai salah targetnya. Ia bersumpah akan mengalahkan ISIS di masa kepresidenannya.
"Kami belum melihat sesuatu yang konkret, semuanya masih dalam bentuk retorika," kata Assad dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV Cina Phoenix dikutip dari Reuters, Ahad (12/3).
Menurut Assad beberapa serangan terhadap ISIS dilakukan oleh pemerintah lokal. Padahal, Suriah berharap adanya bantuan dari AS seperti janji kampanye yang mereka denggar. "Kami memiliki harapan bahwa pemerintahan ini akan mengimplementasikan apa yang telah kami dengar," ucapnya.
Ditanya tentang penyebaran pasukan AS di dekat kota utara Manbij, Assad mengatakan setiap pasukan asing yang datang ke Suriah tanpa undangan mereka. "Kami tidak berpikir ini akan membantu," kata dia.
Sebelumnya, Trump ingin memberikan Pentagon fleksibilitas yang lebih besar untuk membuat berbagai keputusan yang dibutuhkan guna mengalahkan ISIS yang menjadi salah satu kebijakan penting Trump. Trump sendiri pernah menyatakan siap bekerja sama dengan pihak manapun, termasuk Rusia untuk mengalahkan ISIS.
Saat ini tentara Rusia juga membantu tentara Suriah melawan ISIS. Pasukan Irak juga berusaha memojokkan ISIS di barat Mosul dalam sebulan ini. AS saat ini juga mempersiapkan pengiriman 1.000 tentara ke Kuwait sebagai pasukan cadangan yang dapat segera dipindahkan ke Suriah dan Irak jika sewaktu-waktu tenaga mereka diperlukan guna mengalahkan ISIS. Ini merupakan gerakan yang serius untuk mengalahkan ISIS.
Hingga saat ini masih terdapat banyak militan ISIS. New York Times melaporkan masih terdapat 3.000 hingga 4.000 militan ISIS yang berada di Raqqa.