REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, meninggalkan istana kepresidenan Blue House dua hari setelah Mahkamah Konstitusi menguatkan putusan parlemen untuk memakzulkannya. Park keluar sekitar pukul 19.00 waktu setempat, setelah mengucapkan selamat tinggal kepada stafnya.
Ia tidak memberikan komentar apapun dan segera pergi menuju rumahnya di distrik Samyeong, selatan Seoul. Ratusan pendukungnya telah menunggu di depan rumahnya, dengan pengawalan sekitar 1.000 polisi.
Dilansir dari BBC, para pembantu Park terlihat membawa barang-barang ke dalam kediaman pribadi Park berlantai dua tersebut.
Hwang Kyo-ahn, pejabat yang setia kepada Park, telah diangkat sebagai pelaksana tugas (plt) presiden Korea Selatan. Pemilu presiden rencananya akan dilakukan pada 9 Mei mendatang.
Drama pemakzulan dimulai dari jalinan persahabatan antara Park dengan Choi Soon-sil. Park telah kehilangan kekebalan dan bisa menghadapi proses pidana atas tuduhan membiarkan Choi memeras perusahaan besar dengan imbalan bantuan politik.
Choi diduga memanfaatkan kedekatannya dengan Park untuk memberikan tekanan kepada sejumlah perusahaan untuk memberikan uang jutaan dolar. Uang tersebut disebut sebagai sumbangan yang diberikan kepada dua yayasan non-profit yang dimiliki Choi.
Parlemen Korea Selatan memakzulkan Park pada Desember lalu. Kemudian pada Jumat (10/3), Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa tindakan Park sangat bertentangan dengan semangat demokrasi dan supremasi hukum.
Hakim Mahkamah Konstitusi mengatakan, Park telah melanggar hukum karena membiarkan Choi ikut campur dalam urusan kenegaraan. Park juga melanggar pedoman rahasia resmi dengan membocorkan sejumlah dokumen.