Senin 13 Mar 2017 08:43 WIB

ISIS Semakin Terjepit di Barat Mosul

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Irak keluar dari kendaraan perangnya yang rusak selama perang antara pasukan keamanan Irak dan militan ISIS di Mosul barat, Irak, Rabu, 1 Maret 2017.
Foto: AP Photo/Khalid Mohammed
Polisi Irak keluar dari kendaraan perangnya yang rusak selama perang antara pasukan keamanan Irak dan militan ISIS di Mosul barat, Irak, Rabu, 1 Maret 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Pasukan Irak merebut kembali sekitar 30 persen wilayah barat Mosul dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hal ini dilaporkan oleh komandan dari Counter Terrorism Service (CTS), Ahad (12/3).  Saat ini, anggota pasukan pemerintah Irak juga telah memasuki wilayah Mosul lainnya yang masih menjadi basis dari kelompok militan itu.

Al Bab merupakan wilayah yang disebut menjadi salah satu tempat pertempuran tersulit. Di sana, banyak lorong dan jalanan sempit sehinggan kendaraan lapis baja tidak bisa melewati.  ISIS disebut kalah dalam jumlah anggota dan persenjataan dibandingkan Pasukan Irak yang didukung koalisi Amerika Serikat (AS).

"Musuh telah kehilangan kekuatan untuk melawan dan tekad mereka perlahan melemah, dengan banyaknya komando dan wilayah ISIS yang hilang," ujar mayor dari pasukan CTS, Maan Al Saadi.

Mosul menjadi basis terakhir kelompok teroris tersebut di negara itu. Namun, perlawanan kuat masih dilakukan dengan menggunakan bom mobil, penembak jitu, serta mortir.

Ia mengatakan saat ini pasukan CTS menyerbu distrik Al Jadida dan Al Aghawat. Dalam waktu dekat, Saadi berharap dapat merebut seluruh wilayah barat Mosul. Sebelumnya, wilayah Timur telah ditangkap dari ISIS pada Januari lalu.

Namun, sekitar 600 ribu warga sipil dilaporkan masih terperangkap di sejumlah wilayah di salah satu kota terbesar Irak itu. Serangan ofensif pasukan pemerintah dimulai pada Oktober. Lebih dari 200 ribu warga lainnya telah berhasi melarikan diri dan mengungsi.

Baca juga,  Pasukan Irak Terlibat Bentrokan Sengit dengan ISIS di Mosul. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement