Selasa 14 Mar 2017 01:17 WIB

Menjarah Artefak, ISIS Gali Terowongan di Bawah Masjid Kuno Mosul

Kota Mosul di Irak.
Foto: AP
Kota Mosul di Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Penggalian meluas yang dilakukan oleh ISIS di bawah masjid Yunus kuno di kota Mosul, Irak, menunjukkan bagaimana mereka menjarah artefak bersejarah. Fakta ini menurut arkeolog setempat, bertentangan dengan citra ISIS terhadap barang bersejarah.

Kelompok garis keras tersebut merebut masjid kuno tersebut ketika menyerbu Irak utara pada tiga tahun lalu, menghancurkan dan meledakkan situs kuno serta menghancurkan patung dan menyatakan semua patung adalah berhala. Masjid Yunus diledakkan pada Juli 2014, namun pakar yang menilai kerusakan setelah masjid itu direbut kembali pada Januari oleh pasukan Irak dukungan Amerika Serikat menemukan jaringan terowongan, yang digali para petempur ISIS, yang mengarah ke Istana Asyur dari abad ke-7 SM.

Arkeolog Musab Mohammed Jassim, dari Antiquities Niniwe dan Departemen Warisan Budaya Irak, mengatakan cara terowongan itu digali dengan hati-hati menunjukkan petempur ISIS ingin menjaga harta itu tetap utuh. "Mereka menggunakan alat-alat sederhana dan pahat untuk menggali terowongan, agar tidak merusak artefak, "katanya seperti dilansir Reuters, Senin (13/3).

"Penggalian itu dilakukan sesuai dengan rencana dan pengetahuan tentang keberadaan sebuah istana kuno," tambahnya.

Upaya menghindari kerusakan barang antik itu bertentangan dengan citra penghancuran situs kuno di kawasan kekhalifahan ISIS di Suriah dan Irak, dari kota gurun Palmyra ke ibu kota Asyur dari Nimrud, di selatan Mosul. Penghancuran itu direkam di video dan disiarkan secara luas oleh pendukung ISIS.

Namun, Amerika Serikat mengatakan penjarahan dan penyelundupan artefak menjadi sumber berarti bagi pendapatan ISIS. Pada Juli 2015, Amerika Serikat menyerahkan kepada Irak sejumlah besar barang antik, yang dinyatakan disita dari ISIS di Suriah.

Sebelumnya para arkeolog sudah pernah melakukan penggalian di lokasi dimana bangunan istana Raja Asyur pernah berdiri. Penggalian yang diluncurkan pada 2004, tahun setelah invasi pimpinan AS ke Irak, mengungkapkan pintu masuk ke istana Raja Asyur, Esarhadon, yang dijaga oleh lamassus besar, yakni banteng bersayap berkepala manusia yang diukir dari batu.

Tapi pekerjaan dihentikan tak lama kemudian karena mengancam pondasi masjid, yang dibangun di atas situs pemakaman terkenal dari nabi yang dihormati oleh orang Yahudi, Kristen dan Muslim, yang dikenal sebagai Nabi Yunus.

"Seluruh Istana tetap tidak tersentuh oleh penggalian pakar dan penggalian asing," kata Jassim sambil berkeliling terowongan, yang masih dilapisi potongan tembikar serta panel batu berukir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement