REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Saat ini tidak mudah melakukan bisnis dari Gaza. Namun, kesulitan tersebut tidak dirasakan oleh penjahit asal Gaza bernama Mohammad Abu Shanab.
Di tengah embargo ekonomi dan perang yang berkecamuk antara Israel dan Palestina, Abu Sanab justeru banjir permintaan untuk memasok kippah, topi kecil yang biasa digunakan pria Yahudi saat beribadah.
Sejak Israel kembali mengimpor pakaian dari Gaza pada 2015 lalu, Abu Shanab telah memperpanjang kontak komersial untuk menjual barang dagangan ke negara tetangga, Israel. Harga yang dibandrol untuk dagangan Abu Shanab sangat kompetitif.
"Kami membuat semua jenis pakaian dan baru-baru mulai membuat topi yang dikenakan oleh para rabi Israel dan pendeta Kristen," kata Abu Shanab (61) seperti dilansir Reuters, Senin (13/3).
Menurutnya, agama bukanlah halangan untuk membuat pakaian, bahkan untuk orang Yahudi atau Kristen. Abu Shanab berujar butuh waktu cukup lama untuk memenuhi peningkatan permintaan barang. Sebab, ia mengakui kesulitan mengekspor barang dari wilayah yang diblokade penuh dengan birokrasi.
Israel memberlakukan prosedur ekspor yang ketat, seperti meningkatkan biaya transportasi. Setiap pengiriman, tidak peduli seberapa kecil, harus dikirim secara terpisah.
Selama ini Abu Shanab telah mengirim 400 topi kippah atau yang juga dikenal sebagai yarmulke. Selain itu, ia juga telah mengirim sekitar 1.000 dasi kupu-kupu ke Israel.
Pabrik miliknya di Gaza menyediakan dan membuat barang sesuai dengan spesifikasi desain perusahaan Israel yang mengirimi kain. Abu Shanab juga menyediakan mantel panjang yang biasa dikenakan oleh kaum ultra-Ortodoks Yahudi.
Sebelum Hamas menguasai Gaza pada 2007, sektor garmen wilayah itu adalah salah satu perusahaan terbesar dengan lebih dari 900 pabrik yang mempekerjakan sekitar 40 ribu orang.
Namun dalam dekade terakhir, Israel dan Mesir telah memberlakukan blokade di Gaza. Hal itu berdampak pada melonjaknya persentase pengangguran, yakni 43 persen. Selama ini, 80 persen dari total penduduk Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan.