Selasa 14 Mar 2017 11:01 WIB

Enam Tahun Perang Saudara Suriah Tewaskan 465 Ribu Orang

 Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)
Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3). (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah, pemantau perang yang berkantor di Inggris, pada Senin (13/3) menyatakan sejauh ini, sekitar 465 ribu orang tewas dan hilang dalam perang saudara Suriah.

Perang itu dimulai enam tahun lalu dengan unjuk rasa menentang pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Sejak itu, perang tersebut menyeret kekuatan dunia dan kawasan, memungkinkan ISIS merebut wilayah besar dan menyebabkan pengungsian terbesar sejak perang dunia kedua.
 
Pengamat itu mengatakan mencatat kematian lebih dari 321 ribu orang sejak awal perang tersebut dan lebih dari 145 ribu orang dilaporkan hilang. Di antara yang tewas terdapat lebih dari 96 ribu warga, kata pengamat itu, yang menggunakan jaringan di seluruh negara itu untuk menghitung jumlah korban sejak awal perang tersebut.
 
Dikatakannya bahwa pasukan pemerintah dan sekutunya membunuh lebih dari 83.500 warga, termasuk lebih dari 27.500 dalam serangan udara dan 14.600 di bawah penyiksaan di penjara. Penembakan oleh pemberontak menewaskan lebih dari 7.000 warga, kata pengamat tersebut.
 
ISIS menewaskan lebih dari 3.700 warga, serangan udara oleh sekutu pimpinan Amerika Serikat membunuh 920 warga dan Turki, yang mendukung pemberontak di Suriah utara, menewaskan lebih dari 500 warga, tambahnya. Pemerintah Suriah dan Rusia membantah menyasar warga atau menggunakan penyiksaan atau pembunuhan di luar hukum. Sebagian besar kelompok pemberontak dan Turki juga menyangkal membidik warga.
 
Sekutu pimpinan Amerika Serikat mengatakan berusaha keras menghindari korban di kalangan warga dan selalu menyelidiki laporan mereka melakukannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement