REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Setelah Jepang, kini giliran Cina yang memberikan data sidik jari Kim Jong-nam untuk membantu Malaysia menyelesaikan proses identifikasi. Sidik jari Kim dimiliki oleh otoritas Macau, tempat ia dilaporkan tinggal bersama keluarganya sebelum tewas.
"Konfirmasi melalui database sidik jari adalah bagian dari proses mengidentifikasi korban dalam konteks DNA. Hal ini dapat diterima selain dari pengujian sampel jaringan, rambut korban, dan darah milik anggota keluarganya," kata sebuah sumber yang dikutip The Star.
Beberapa negara juga mengupayakan untuk mengumpulkan data biometrik Kim Jong-nam. Kim diketahui banyak melakukan kunjungan ke berbagai negara seperti Singapura dan Jepang.
"Namun, dalam kasus ini, polisi Malaysia telah bekerja sama dengan rekan-rekan mereka di Cina melalui Interpol. Lebih dari 20 personel polisi dan petugas dari Cina telah membantu proses identifikasi Kim Jong-nam, serta aspek-aspek lain," ungkap sumber itu.
Kantor berita Jepang, Kyodo News, melaporkan Jepang sebelumnya juga telah memberikan data sidik jari Kim Jong-nam kepada Malaysia untuk membantu proses penyelidikan. Data sidik jari itu diambil oleh otoritas Jepang ketika Kim ditahan di Bandara Internasional Narita pada 2001 karena menggunakan paspor palsu.
Jumat (10/3) lalu, Kepala Polisi Diraja Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar, telah mengkonfirmasi bahwa pria yang dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 pada 13 Februari lalu adalah Kim Jong-nam. Namun, dia tidak merilis rincian tentang proses identifikasi.
Baca juga, Malaysia Bebaskan Warga Korut Terkait Kematian Kim Jong-nam.