REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim beberapa waktu lalu terjadi penyadapan yang dilakukan terhadapnya oleh mantan presiden Barack Obama. Namun, pernyataan itu menurut Gedung Putih tidak terjadi sepenuhnya.
Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan maksud dari penyadapan yang disebut oleh Trump melalui jejaring sosial Twitter bukan berarti adalah tindakan ilegal. Namun, dapat dimaksudkan sebagai adanya pengawasan dan kegiatan semacam itu yang terjadi.
"Pernyataan Trump secara luas berarti ada pengawasan dan kegiatan serupa yang dilakukan terhadapnya dan ia juga bukan bermaksud secara langsung menuding Obama," ujar Spicer dilansir BBC, Selasa (14/3).
Ia menjelaskan ada berbagai macam cara untuk memantau seseorang. Tidak hanya harus melakukan penyadapan, namun cara lainnya yang tidak sepenuhnya bersifat melanggar hukum.
"Ada berbagai macam taktik yang dapat digunakan, ini harus diselidiki terlebih dahulu," jelas Spicer.
Sementara itu, Departemen kehakiman AS mengatakan saat ini tengah mengumpulkan informasi mengenai tuduhan dari Trump. Meski kongres negara itu juga menetapkan batas waktu agar bukti dari klaim ditunjukkan pada Senin (13/3), namun pihaknya membutuhkan waktu tambahan.
"Kami membutuhkan tambahan waktu untuk menentukan apakah ada dokumen atau bukti terkait dengan klaim tindakan ilegal itu," ujar seorang juru bicara Departemen Kejahakiman AS.
Dengan demikian, komite Intelijen Dewan dari Kongres AS memutuskan memberi waktu kepada Departemen Kehakiman hingga 20 Maret mendatang. Gedung Putih juga diminta memberi bukti terkait klaim tersebut.
Trump sebelumnya mengatakan penyadapan dilakukan terhadapnya sebelum resmi dilantik menjadi presiden pada 20 Januari lalu. Ia menyebut nama Obama yang berada di balik tindakan itu.
"Baru saja menemukan sebuah kabel penyadap di Menara Trump sesaat sebelum kemenangan saya sebagai presiden. Apakah legal untuk melakukan hal ini?" ujar Trump.
Miliarder itu kemudian meminta Kongres memeriksa tuduhan penyadapan Obama tersebut. Hal ini diminta menjadi bagian penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan umum di Negeri Paman Sam pada 8 November 2016.