REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Lebih dari 100 prajurit Marinir AS pada Senin (13/3) tiba di Provinsi Hasakah dalam persiapan bagi serangan terhadap kelompok ISIS di Provinsi Ar-Raqqa, Suriah Utara, demikian laporan stasiun TV pan-Arab Al-Mayadeen.
Marinir AS tersebut adalah bagian pertama dari 400 personel, yang dijadwalkan tiba di Suriah untuk membantu kelompok pimpinan Suku Kurdi dalam tahap selanjutnya serangan ke Ibu Kota de Faktor ISIS, Ar-Raqqa, kata laporan itu. Pasukan AS tiba di Bandar Udara Rmailan, yang dikuasai Suku Kurdi di Provinsi Hasakah, kubu utama petempur dan rakyat Kurdi.
Selain pasukan AS tersebut, 100 prajurit Polandia juga tiba di Bandar Udara Rmailan dua pekan lalu, anggota koalisi anti-teror pimpinan AS, kata laporan itu. Selama enam tahun perang di Suriah, Amerika Serikat mendukung beberapa kelompok gerilyawan, dan mencap mereka moderat.
Namun, kelompok tersebut gagal menghidupkan harapan AS, sebagian karena hubungan langsung dan tak langsung mereka dengan kelompok gerilyawan fanatik, dan kegagalan mereka dalam perang melawan ISIS. Tapi, ketika Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) muncul sebagai faksi yang dapat diandalkan, AS memilih untuk mendukung mereka serta petempur gerilyawan sekutunya yang muncul belakangan, seperti SDF yang terdiri atas Suku Kurdi, Arab dan Assyria.
Penggelaran prajurit AS adalah bagian dari rencana baru yang diajukan oleh Pentagon belum lama ini atas perintah Presiden Donald Trump, yang berjanji akan memperluas perang melawan gerilyawan fanatik di Suriah, Irak dan di tempat lain, selama kampanye presidennya.
Jumat lalu (10/3), SDF menyatakan mereka memiliki cukup pasukan untuk merebut kembali Ar-Raqqa dari ISIS yang didukung oleh koalisi pimpinan AS. Tahun lalu, SDF kelompok yang didukung YPG mengumumkan serangan besar terhadap pos ISIS di dekat Ar-Raqqa.
Tahap awal pertempuran ialah untuk merebut kembali daerah di pinggir utara Ar-Raqqa guna memisahkan kota tersebut dari pinggirannya. Pertempuran berkecamuk selama berbulan-bulan sampai baru-baru ini, ketika SDF, yang didukung oleh serangan udara koalisi pimpinan AS akhirnya mampu memutus jalan antara Ar-Raqqa dan pos ISIS di Provinsi Deir Az-Zour di Suriah Timur pada 6 Maret.