REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Senin (13/3) mengatakan prioritas di Suriah ialah memerangi teror, dan menambahkan pembicaraan mengenai politik pada saat ini kelihatan mewah.
Ketika berbicara dengan media Eropa, yang isinya disiarkan oleh Kantor Berita Suriah, SANA, Presiden Suriah tersebut mengatakan membebaskan diri dari kaum fanatik adalah prioritas dan mewujudkan perujukan di bidang lain adalah prioritas lain.
"Mewah untuk berbicara mengenai politik saat anda bisa terbunuh setiap saat oleh serangan pelaku teror," kata Bashar.
Pernyataannya dikeluarkan cuma dua hari setelah dua pengeboman mengguncang Ibu Kota Suriah, Damaskus, dan menewaskan 74 orang. Pengeboman itu dilakukan secara berurutan di dekat pemakaman di Daerah Shakhour di wilayah kuno Damaskus.
Baca: Gubernur Homs: Gerilyawan Sepakat Ungsikan Warga ke Utara Idlib
Ledakan pertama dilancarkan melalui alat peledak yang meledak di dekat sekumpulan bus yang membawa pelancong syiah Irak dan datang dari pemakaman Bab As-Saghir untuk mengunjungi tempat suci Syiah, sebagai bagian dari kegiatan ziarah pemeluk syiah.
Ketika bahan peledak meledak, penumpang sembilan bus yang berkumpul untuk menyaksikan kegiatan yang berlangsung, saat seorang pembom bunuh diri yang mengenakan rompi bom meledakkan dirinya di antara kerumunan orang. Selama babak terakhir Pembicaraan Jenewa pada Februari, delegasi pemerintah ke konferensi tersebut menekankan aksi kontrateror mesti menjadi prioritas dalam setiap pembicaraan.