REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah rumor yang mengatakan bahwa dirinya pernah dipaksa keluar oleh sang istri dari mobil. Peristiwa itu disebut terjadi saat ia melakukan perjalanan dengan mobil dinas bersama sejumlah pengawal dan kendaraan rombongan lainnya.
Rumor itu beredar melalui seorang pengguna jejaring sosial Facebook bernama Igal Sarna, yang juga berprofesi sebagai jurnalis untuk surat kabar Yediot Aharonot. Ia mengatakan dalam sebuah tulisan, bahwa dua tahun lalu istri Netanyahu, Sara pada suatu malam membehentikan kendaraan yang mereka tumpangi bersama dengan mobil pengawal lainnya. Secara tiba-tiba, ia memaksa sang suami untuk keluar, meski saat itu mereka berada di jalan tol.
Netanyahu mengatakan, bahwa berita yang tersebar adalah kebohongan. Ia juga berencana untuk mengajukan tuntutan atas dugaan pencemaran nama baik.
"Ini adalah sebuah kebohongan dan saya akan menuntut pencemaran nama baik kepada pengadilan," ujar Netanyahu, dilansir BBC, Selasa (14/3).
Ia disebut menuntut ganti rugi sebesar 280 ribu shekel atau sekitar 76,4 ribu dolar AS. Bersama dengan Sara, keduanya menekankan bahwa berita yang disebarkan Sarna hanyalah cara untuk membuat mereka merasa malu.
"Cara yang dilakukan oleh Sarna adalah sesuatu yang menjijikkan dan sangat rendah hanya untuk tujuan mempermalukan serta merendahkan kami di hadapan publik," jelas Netanyahu bersama Sara melalui surat kabar Haaretz.
Sementara Sarna bersikeras, bahwa berita yang ia sebarkan berdasarkan fakta. Dirinya juga mengetahui hal itu dapat dibuktikan karena informasi yang didapatkan berdasar dari sumber yang terpercaya.