Kamis 16 Mar 2017 12:14 WIB

PBB Desak Gencatan Senjata dan Pembicaraan Damai Akhiri Perang Suriah

Bocah korban konflik suriah
Foto: Istimewa
Bocah korban konflik suriah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (15/3) menyeru semua pihak agar meningkatkan gencatan senjata di Suriah dan mengakhiri perang enam tahun di negeri itu melalui pembicaraan perdamaian.

Di dalam satu pernyataan, Guterres menyeru semua pihak agar berusaha sekuat tenaga agar gencatan senjata ditegakkan oleh para penjamin pertemuan Astana, meningkatnya lagi dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan dapat mencapai semua orang yang memerlukan di Suriah tanpa hambatan serta halangan apa pun.

Ia juga menyeru mereka yang memiliki pengaruh atas semua pihak dalam konflik Suriah agar mengatasi perbedaan mereka dan bekerja sama untuk memfasilitasi perundingan antar-orang Suriah di Jenewa guna mengakhiri konflik tersebut.

"Perdamaian di Suriah penting secara moral dan politis buat rakyat Suriah dan buat dunia, kepentingan yang tak bisa menunggu," kata Guterres.

Perang Suriah meletus pada 15 Maret 2011 dan berkembang menjadi perang habis-habisan yang melibatkan negara asing. Sebanyak 320 ribu orang telah tewas selama perang itu, kata satu kelompok pemantau. Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia mengatakan di antara mereka yang tewas, terdapat 17.400 anak kecil dan 11.000 perempuan.

Badan pengungsi PBB telah melaporkan 13.5 juta orang Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan. Sebanyak 6,3 juta orang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka sementara ratusan ribu orang lagi telah melakukan pelayaran berbahaya untuk mencari tempat pengungsian di negara lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement