REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Pesawat tempur Israel kembali meluncurkan serangan roket di beberapa wilayah di Jalur Gaza, Kamis (16/3). Situs berita Palestina, Paltimes melansir bahwa pesawat tempur Israel melakukan serangan roket di Hay Syujaiyah dan menghancurkan observatorium milik milisi Palestina di Jalur Gaza.
Pada saat yang sama Israel juga menyerang titik 17 yang merupakan markas milik milisi Palestina di sebelah Barat Deir Balah. Sampai berita ini diturunkan tidak laporan korban jiwa dan luka-luka.
Israel mengklaim serangan tersebut adalah serangan balasan terhadap roket yang ditembakkan dari Gaza dan jatuh di gedung Konsil Daerah di Eshkol dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Setiap aksi yang dilakukan oleh warga Palestina pasti akan diiringi oleh aksi balasan pihak keamanan israel, sebagai bentuk upaya yntuk menghentikan gerakan perlawanan dari warga sipil Palestina. Pasukan militer Israel bergerak untuk membungkam perlawanan dan kemarahan rakyat Palestina. Dengan berbagai cara kekerasan dilakukan oleh Israel untuk melawan rakyat sipil yang tidak bersenjata.
Mulai dari gas air mata type Rcss 85o buatan Yahudi dari perusahaan ispra, sampai senjata api dan rudal, digunakan oleh pihak kemanan Israel untuk menghentikan aksi demonstrasi warga Palestina. Tidak hanya sampai di sini, perlawanan Israel terhadap rakyat Palestina. Bahkan mereka para pimpinan militer Israel tampil di media dan televisi melontarkan tuduhan “teroris” terhadap siapapun yang melawan kepongahan Israel.
Para demonstran yang tidak bersenjata itu dituduh sebagai aksi “teroris intelek” yang bergerak di jalan-jalan dan kampus untuk mempengaruhi suara rakyat dalam dan luar negeri. Tidak hanya itu, pasukan Israel berani “membeli” pasukan militer asing untuk membantai rakyat sipil Palestina.
Konspirasi asing terhadap rakyat Palestina tidak pernah berhenti sampai Yahudi Israel benar-benar menguasai seluruh tanah Muqaddas. Bahkan sampai saat ini, Israel telah menguasai 78 persen seluruh kekayaan bangsa Palestina.