Jumat 17 Mar 2017 09:42 WIB

Akun Twitter McDonald Diretas, Cicitannya Hina Donald Trump

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Logo restoran cepat saji McDonald's.
Foto: AP
Logo restoran cepat saji McDonald's.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Sebuah cicitan yang diunggah akun McDonald pukul 6 waktu setempat membuat geger media sosial Twitter. Cicitan dari akun utama McDonald tersebut berisi penghinaan kepada Presiden Trump. Namun segera dihapus oleh perusahaan setelah berada 20 menit di media sosial dan masuk ke halamamn Twitter Trump.

McDonald mengatakan, akun tersebut diretas pada Kamis (16/3) pagi. "Kami telah menghapus cicitan, menjamin akun kami dan kini menyelidikinya," ujar perusahaan seperti diberitakan Los Angeles Times.

Banyak pengguna Twitter menanggapi cicitan yang meremahkan Trump tersebut. Beberapa bercanda akan mengunjungi McDonald sebagai hasil cicitan tersebut.

 

"Ada begitu banyak cara jika Anda tidak hati-hati, karena musuh memiliki akses ke akun media sosial Anda," ujar seorang profesor teknik lstrik dan komputer di University of Illinois Michael Bailey. Menurutnya, korporasi adalah target matang karena keberadaannya di media sosial cukup besar, begitu juga dengan pengikutnya.

Jack Koziol yang meripakan presiden dan pendiri InfoSec Institute, sebuah perusahaan pelatihan keamanan informasi di Illinois mengatakan, peretasan akun Twitter seperti insiden McDonald dilakukan melalui pengelabuan. Peretas mendapat akun Twitter perusahaan melalui informasi publik seperti profil Linkedln dan kemudian mengirimkan email reset password kepada orang tersebut. Jika orang itu mengikuti petunjuk email, secara tidak sengaja ia memberikan password kepada peretas.

"Dua cara terbaik untuk mencegah hal ini adalah melalui otentikasi dua faktor dan pendidikan," katanya. Otentikasi dua faktor dapat diatur oleh akun apapun dan memerlukan kode verifikasi yang dikirim ke nomor telepon, selain password untuk log in.

Sementara pendidikan, kata Koziol, termasuk bagaimana seseorang mendapat pengetahuan dan rajin menjaga informasi pribadi dan mengamankan aku media sosial. "Kita tidak berjalan memegang uang tunai di tangan ketika di gang gelap. Kita harus lebih pintar juga di online," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement