REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Gereja Anglikan Australia mendapatkan lebih dari 1.100 pengaduan pelecehan seksual anak telah dilakukan terhadap Gereja Anglikan Australia. Data pengaduan tersebut telah sampai ke telinga komisi penyelidikan pemerintah.
Ribuan tuduhan pelecehan seksual tersebut terjadi pada tahun 1980-2015. Tuduhan itu melibatkan 569 tokoh gereja dan 247 pendeta. Sedangkan pihak Gereja Anglikan telah mengaku berusaha untuk membuat korban tetap tenang untuk melindungi reputasinya. Mendengar kabar tersebut, Uskup Agung Melbourne Philip Freier mengaku sangat malu.
"Saya ingin mengungkapkan rasa pribadi saya, rasa malu dan kesedihan atas suara korban yang sering dibungkam. Sedangkan kepentingan gereja jelas ditempatkan sebagai yang utama," katanya, dilansir dari BBC, Jumat, (17/3).
Selain itu, Lembaga Negara untuk menanggapi Pelecehan Seksual Anak juga menyelidiki tuduhan terhadap lembaga keagamaan dan non-keagamaan lainnya. Bulan lalu, lebih dari 4.400 orang mengaku telah dianiaya oleh tokoh-tokoh gereja Katolik Australia selama periode 35 tahun yang sama.
"Kami telah menyaksikan penderitaan mereka yang telah berbagi cerita dengan kami. Kami melihat di wajah mereka dan mendengar suara penderitaan mereka tidak hanya rasa sakit dari penyalahgunaan sebagai seorang anak, tetapi kerusakan lebih lanjut yang ditimbulkan ketika mereka dewasa, mencari keadilan dan kenyamanan, dan kami mendorong mereka untuk lepas." kata Anne Hywood, sekretaris jenderal sinode umum gereja.
Salah seorang korban pelecehan, Uskup Newcastle Greg Thompson yang mengaku kepada komisi pada tahun lalu bahwa ia diancam untuk tidak membicarakan masalah tersebut. Kemudian dia berhenti sebagai Uskup pada Kamis karena tekanan itu mempengaruhi kesehatannya.
Berikut data investigasi yang diperoleh:
- Total pengaduan sebanyak 1.115, yang dibuat oleh 1.082 orang.
- Usia rata-rata korban adalah 11 tahun, dan 75 persen dari mereka anak laki-laki.
- Rata-rata butuh waktu selama 29 tahun untuk setiap kejadian dilaporkan.
- Keluhan dituduhkan terhadap 569 nama dan 133 diduga pelaku yang tak disebutkan namanya. Beberapa dari mereka yang tidak disebutkan namanya mungkin tumpang tindih.
- Dari 84 pelaku yang diduga disebut polisi, empat telah dituntut sementara 23 tetap diselidiki
- Semuanya, kecuali satu dari 23 keuskupan Anglikan Australia menerima sedikitnya satu keluhan.