Jumat 17 Mar 2017 15:55 WIB

Trump Potong Bantuan untuk PBB

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
PM Australia Malcolm Turnbull sempat berbicara dengan Presiden AS Donald Trump pada Ahad (29/1) dan membahas masalah kesepakatan pengungsi.
Foto: Reuters/Jonathan Ernst
PM Australia Malcolm Turnbull sempat berbicara dengan Presiden AS Donald Trump pada Ahad (29/1) dan membahas masalah kesepakatan pengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencari cara untuk mengurangi kontribusi AS pada program-program PBB, Jumat (17/3). Ia ingin memotong pendanaan untuk bantuan asing dan diplomasi AS dalam proposal anggaran pemerintah.

Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric meresponsnya dengan geram. "Pemotongan dana mendadak bisa memaksa pada adopsi langkah ad hoc yang bisa merusak upaya reformasi jangka panjang," kata dia, dilansir Aljazirah.

Rencana pemotongan dana dituangkan pemerintah Trump dalam rencana anggaran. Mereka mencantumkan niat untuk mengurangi bahkan mengakhiri pendanaan pada organisasi internasional yang misinya tidak sesuai kepentingan kebijakan luar negeri AS.

Dijabarkan lebih lanjut, rencana tersebut hendak memotong dana untuk departemen pemerintah dan USAID. USAID adalah lembaga bantuan asing AS sendiri. Pemerintah ingin mengalihkan dananya pada belanja militer. Pengeluaran untuk militer direncanakan meningkat hingga 54 miliar dolar AS. 

Dujarric mengatakan Sekjen PBB sangat sepakat untuk mengambil langkah lebih efektif dalam memerangi terorisme. "Ia yakin hal itu lebih dibutuhkan daripada pengeluarkan militer," katanya.

Memerangi terorisme juga perlu memikirkan berbagai aspek. Seperti tetap berinvestasi pada tindakan pencegahan konflik, resolusi, melawan langsung ekstremisme kekerasan, menjaga perdamaian, membangun kedamaian, perkembangan inklusif dan berkelanjutan, memperkuat dan menghormati HAM, dan merespons krisis kemanusiaan.

Menurut catatan, selama ini AS menghabiskan dana 10 miliar dolar AS per tahun untuk PBB. Jumlah ini menempati sekitar 22 persen dari total anggaran lembaga internasional yang didirikan pada 1945 tersebut. Dana AS ini juga berkontribusi 28 persen dalam anggaran untuk menjaga perdamaian.

Pemerintah AS tidak merilis seberapa banyak dana yang akan dikurangi. Namun menurut kabar, jumlahnya mencapai setengah dari dana biasanya.

PBB baru-baru ini menyebut dunia sedang menghadapi krisis kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia II. Sekitar 20 juta orang di Yaman, Sudan Selatan, Somalia, dan Nigeria menghadapi kekeringan dan kelaparan.

"Presiden telah menyebutnya ratusan kali, ia akan mengurangi dana untuk dihabiskan bagi orang di luar negeri, dan uangnya akan digunakan di dalam negeri," kata dia. Kondisi kemanusiaan saat ini tidak akan mempengaruhi keputusan tersebut.

Proposal anggaran Trump telah mendapat kritik dari Demokrat dan segelintir senator Republik. Senator Lindsey Graham menyebutnya tidak akan berhasil. Ia memprediksi Kongres tidak akan menerimanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement