Sabtu 18 Mar 2017 02:57 WIB

Kanselir Jerman Temui Trump di Gedung Putih

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Andi Nur Aminah
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Donald Trump saat menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan. Terlihat bahasa tubuh keduanya sedikit canggung dalam konferensi pers tersebut
Foto: Reuters
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Donald Trump saat menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan. Terlihat bahasa tubuh keduanya sedikit canggung dalam konferensi pers tersebut

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengunjungi Gedung Putih untuk pertemuan puncak penting dengan Presiden Donald Trump. NATO, perdagangan dan Ukraina merupakan agenda yang penting. Tetapi fokus juga pada bagaimana dua pemimpin dengan ide-ide yang sangat kontras dan gaya kepemimpinan mereka berinteraksi. 

Trump telah menyebut kebijakan migrasi Merkel "bencana". Sementara Merkel mengkritik Trump atas rencana larangan perjalanan pada beberapa negara mayoritas Muslim.

Dilansir dari BBC, Sabtu (18/3), disebutkan bahwa kunjungan itu dijadwalkan Selasa, tapi harus ditunda karena badai salju. Para pemimpin mengadakan lebih dari dua jam pembicaraan, diikuti dengan makan siang bersama. Ada sambutan hangat saat Merkel tiba. Meskipun mereka sedikit canggung karena mereka berpose kaku saat berfoto-foto di dalam Gedung Putih.

Trump mengatakan mereka telah membahas segudang masalah. Sambil mengucapkan "Silakan kirim foto yang bagus kembali ke Jerman," ujarnya.

KTT tersebut telah sangat diantisipasi mengingat kedua pemimpin negara itu telah menunjukkan perbedaan secara terbuka tentang sejumlah isu-isu utama. Pada Januari lalu misalnya, Trump mengatakan kanselir Jerman telah membuat "kesalahan bencana" dengan memungkinkan ratusan ribu pengungsi dan migran ke Jerman.

Lalu, saat majalah Time memilih Merkel sebagai tokoh pada 2015 dan bukan dia, Trump mengatakan bahwa Merkel "merusak Jerman". Namun, ia juga mengatakan di masa lalu Merkel adalah pemimpin yang sangat ia hormati. Trump juga memiliki keturunan Jerman. Kakeknya bermigrasi ke AS pada 1885 saat dia berusia 16 tahun dari kota Kallstadt, sekitar 50 kilometer (30 mil) selatan-barat dari Frankfurt.

Sementara itu, Merkel pernah mengkritik larangan perjalanan kontroversial Presiden Trump yang menargetkan warga dari beberapa negara mayoritas Muslim. Dalam percakapan telepon pertama dengan Trump setelah ia menjabat jadi Presiden AS, dia menjelaskan bahwa Konvensi Jenewa mewajibkan penandatangan, termasuk Amerika Serikat, untuk menolong pengungsi perang atas dasar kemanusiaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement