Senin 20 Mar 2017 13:43 WIB

Somalia Minta Arab Saudi Dalami Penyebab Kematian 42 Pengungsi

Rep: Dian Erika N/ Red: Agus Yulianto
Warga Somalia yang kelaparan berada di kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia (Ilustrasi)
Foto: AP Photo/Farah Abdi Warsameh
Warga Somalia yang kelaparan berada di kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MOGADISHU -- Koalisi Arab Saudi diminta melakukan penyelidikan lebih lanjut atas insiden yang menyebabkan kematian 42 pengungsi asal Somalia pada Kamis (16/3). Mereka meninggal akibat serangan helikopter saat berada di lepas pantai Yaman.

Atas peristiwa itu, Menteri Luar Negeri Somalia Abdusalam Hadliye Omar menyatakan, kesedihannya sekaligus menyesalkan kejadian yang disebut sebagai 'serangan mengerikan' itu. "Kejadian ini sangat menyedihkan karena menargetkan kapal yang membawa imigran Somalia di dekat pantai Hodeidah di Yaman, Karenanya, kami menyerukan kepada mitra kami, koalisi Arab Saudi untuk menyelidiki serangan itu," ujar Omar sebagaimana dilansir dari middle east monitor, Senin (20/3).

Sementara itu, koalisi Arab Saudi menegaskan, bahwa pihaknya tidak melakukan operasi militer pada Kamis (16/3). Koalisi juga menyebut tidak memiliki keterlibatan apapun dalam serangan di kawasan Hodeidah itu.

Juru bicara koalisi Ahmed Al Asssiri mengatakan, Hodeidah tetap berada di bawah kendali pemberontak Houthi. Pelabuhan setempat masih digunakan untuk penyelundupan senjata, perdagangan manusia, dan serangan terhadap basis pertahanan di Laut Merah.

Juru bicara UNHCR di Yaman Shabia Mantoo mengatakan, kapal tersebut mengangkut 140 orang dan mencoba untuk berlayar dari Yaman. Para pengungsi itu telah membawa dokumen resmi dari UNHCR dan diketahui akan menuju Yaman melalui selat Bab Al-Mandab. Sumber setempat mengatakan, sekitar 80 penumpang lain telah berhasil diselamatkan.

Koalisi pimpinan Saudi dibentuk pada 2015 untuk melawan Houthi dan pasukan yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Pemberontak Houthi diketahui telah melakukan sejumlah serangan militer di Yaman dan membunuh banyak warga sipil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement