Rabu 22 Mar 2017 00:33 WIB

Ini Sebutan Stephen Hawking untuk Donald Trump

Rep: reja irfa widodo/ Red: Esthi Maharani
Stephen Hawking
Stephen Hawking

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ilmuwan sekaligus Fisikawan, Stephen Hawking, mengaku ingin mengunjungi Amerika Serikat (AS). Namun, sepanjang AS masih dipimpin oleh Donald Trump, ilmuwan asal Inggris itu khawatir tidak diterima dengan baik di AS.

Berbicara kepada Piers Morgan di program Good Morning Britain, Senin (20/3) waktu setempat. Hawking mengakui masih mengagumi Amerika Serikat sebagai negara. Tapi tidak dengan Presiden AS, Donald Trump. Bahkan, Hawking sempat menyebut Trump sebagai demagog, atau seseorang atau pimpinan yang menghasut dan menyesatkan rakyat demi kepentingan dirinya sendiri.

Tidak hanya itu, Hawking menilai, orang-orang yang memilih Trump di Pilpres AS beberapa waktu lalu merupakan orang-orang yang terpinggirkan dari elit pemerintah dalam revolusi melawan globalisasi. Prioritas utama Trump, kata Hawking, adalah untuk memuaskan para pemilih dan pendukung-pendukungnya.

Hawking mengakui, sebenarnya dia ingin pergi ke AS dan menemui kolega-koleganya sesama ilmuwan. ''Saya memiliki banyak teman dan kolega di sana (Amerika Serikat) dan itu adalah tempat yang saya kagumi dalam banyak aspek. Saya ingin pergi kesana lagi, dan berbicara dengan sesama rekan ilmuwan. Tapi saya takut, saya tidak akan diterima dengan baik di sana,'' kata Hawking seperti dikutip The Independent.

Hawking memang kerap mengkritik Pemerintahan Trump. Salah satu kritik ilmuwan berusia 75 tahun itu adalah sikap Trump dalam menilai dan memandang isu pemanasan global. Bahkan, Hawking secara khusus meminta Trump untuk mencopot Scott Pruitt sebagai Kepala Agensi Perlindungan Lingkungan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement