REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Militer Suriah telah menewaskan lebih dari 150 gerilyawan selama tiga hari bentrokan militer di bagian timur Ibu Kota Suriah, Damaskus, demikian laporan kantor berita resmi negeri tersebut, SANA, pada Rabu (22/3).
Ratusan gerilyawan cedera selama pertempuran itu. Pasukan pemerintah juga menghancurkan tiga kendaraan yang diisi peledak, dan menewaskan tujuh pengebom bunuh diri sebelum mereka mencapai sasaran mereka di pos militer di bagian timur Damaskus.
Laporan tersebut dikeluarkan sehari setelah militer Suriah menghadapi gelombang kedua serangan gerilyawan dari permukiman yang dikuasai gerilyawan di sebelah timur Damaskus terhadap daerah yang dikuasai pemerintah. Serangan itu dimulai pada Selasa pagi.
Pada Ahad (19/3), gerilyawan dari Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Alqaidah dan kelompok semacamnya melancarkan serangan pertama terhadap Ibu Kota Suriah. Mereka menyerbu kota tersebut dengan menggunakan puluhan bom mortir dan peledak.
Pasukan militer mengerahkan bala-bantuan dari pasukan elite Divisi Ke-4 dan satuan Pengawal Republik Suriah, untuk membantu melindungi bagian timur Damaskus. Sejauh ini, gerilyawan gagal membuat terobosan besar, tapi serangan yang mereka lancarkan dan serangan balik dari militer Suriah memperingatkan warga Damaskus mengenai hari-hari pertama perlawanan bersenjata di Damaskus Timur.
"Pasukan Suriah terlibat pertempuran sengit melawan kelompok teror di sebelah utara Permukiman Jobar," kata satu sumber militer yang dikutip SANA.
Sementara itu, kantor berita resmi Suriah tersebut menyatakan Angkatan Udara Suriah melancarkan serangan gencar terhadap posisi gerilyawan di pinggiran Ghouta Timur. Dari tempat tersebut, gerilyawan melancarkan serangan mereka terhadap Ibu Kota Suriah.