Jumat 24 Mar 2017 20:55 WIB

Kelaparan Ancam Damaskus dan Sekitarnya

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Mati kelaparan/ilustrasi
Foto: osocio.org
Mati kelaparan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pejabat PBB mengatakan, kelaparan mengancam Damaskus, Suriah jika bantuan kemanusiaan dilarang masuk ke wilayah pertempuran di ibukota Damaskus, Suriah. PBB mengatakan, 300 ribu orang di Damaskus dan sekitarnya terancam risiko kelaparan jika mereka tak diberi bantuan kemanusiaan beberapa hari yang akan datang.

Pertempuran di sekitar Damaskus memotong jalur bantuan kemanusiaan bagi 300 ribu orang. Padahal mereka sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Pertempuran di dalam dan sekitar Damaskus semakin intensif beberapa hari yang akan datang. Ini disebabkan oleh adanya serangan mengejutkan dari kelompok pemberontak bersenjata di bagian utara kota.

Penasehat Kemanusiaan PBB untuk Suriah Jan Egeland mengatakan, mereka benar-benar tergantung dengan suplai kami. "Kelaparan sebentar lagi tiba jika bantuan tak segera datang beberapa pekan ke depan," katanya seperti dilansir Aljazirah, Jumat, (25/3).

Wilayah pertempuran di Douma dan Kafr Batna di wilayah pedesaan Damaskus belum menerima bantuan dari PBB sejak tahun lalu. "Peningkatan pertempuran memiliki efek yang berbahaya bagi penduduk sipil. Mereka tak memiliki suplai dari PBB sejak Oktober di Douma dan di Kafr Batna sejak tahun lalu." Hanya ada sedikit harapan bagi PBB agar Pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak berhenti sebentar dari pertempuran agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Damaskus.

Observatorium HAM Suriah menyatakan, kelompok pemberontak bersenjata bertempur melawan tentara Suriah di pusat kota distrik Jobar pada hari yang ke-lima pertempuran, Kamis lalu. Di dekat Hama, kelompok pemberontak juga bertempur melawan tentara Suriah sepanjang malam dan pertempuran terus berlanjut.

Pemerintah Suriah tak memberikan lampu hijau bagi konvoi bantuan kemanusiaan. Sedangkan kelompok pemberontak juga tak mau menjamin keamanan konvoi bantuan kemanusiaan jika mereka menuju Damaskus.

Egeland mengatakan, dengan kenyataan tersebut maka berarti tak ada bantuan yang bisa masuk ke Damaskus. PBB berharap bisa mengirimkan bantuan ke Wadi Barada, sebuah lembah di luar Damaskus, Jumat ini.

Bahan makanan sebenarnya telah mencapai Madaya pekan lalu. Namun dicuri oleh kelompok pemberontak di sekitarnya. Artinya makanan tersebut tak bisa didistribusikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement