REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran pada Sabtu (25/3) membantah tuduhan Amerika Serikat kapal patrolinya telah mengganggu kapal perang AS di mulut Selat Hormuz dan mengatakan Washington harus bertanggung jawab atas ketegangan di jalur pelayaran minyak itu.
Komandan Angkatan Laut AS sebelumnya menuduh Iran bertindak membahayakan pelayaran internasional dengan mengganggu kapal perangnya yang melintas di Selat Hormuz dan berpendapat insiden itu bisa berakhir dengan kesalahpahaman dan memicu konflik bersenjata.
Mereka menyampaikan setelah Kapal Induk George HW Bush berhadapan dengan apa yang dikatakan salah seorang komandan gugus tempur itu ialah dua kapal serang cepat yang mendekati lima kapal perang AS saat memasuki selat itu pada Selasa dalam perjalanan dari Samudera Hindia ke kawasan Teluk.
Hal tersebut merupakan pertama kali kapal induk AS memasuki jalur pelayaran yang sempit yang dilewati lebih dari 30 persen ekspor minyak dunia sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari yang berjanji bersikap keras ke Iran. Di Teheran, Kepala Deputi Staf Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Masoud Jazayeri menyampaikan AS bertanggung jawab atas konfrontasi di wilayah Teluk yang berdasarkan pada laporan yang salah atau maksud tersembunyi, seperti yang dilaporkan kantor berita IRNA.
"Kami menekankan Amerika harus bertanggung jawab atas kegelisahan di Teluk Persia dan kembali kami peringatkan militer AS harus mengubah kebiasaannya," ujar Jazayeri tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pimpinan-pimpinan AS sebelumnya mengatakan insiden pada hari Selasa, di mana kapal induk bernomor lambung CVN-77 itu mengirimkan helikopter tempur untuk terbang di atas kapal-kapal Iran saat beberapa di antaranya mendekat hingga jarak 870 meter dari kapal induk tersebut, yang berakhir tanpa baku tembak.
Namun peristiwa tersebut menegaskan tumbuhnya ketegangan antara AS dan Iran usai terpilihnya Trump sebagai Presiden AS, yang menyalahkan kesepakatan nuklir yang dibuat pada masa Presiden Barack Obama dan pemimpin dari lima negara-negara kuat lainnya untuk menekan Teheran dan memberi label negara Republik Islam itu sebagai negara teroris nomor satu.
Pertemuan dengan kapal-kapal dari Angkatan Laut Iran terjadi saat USS George HW Bush berlayar menuju bagian utara Teluk untuk ikut serta dalam serangan udara yang dipimpin AS terhadap militan ISIS di Irak dan Suriah. Pada awal Maret, Iran berselisih dengan AS dalam sebuah konfrontasi lainnya di Selat Hormuz antara kapal patrolinya dengan kapal perang Angkatan Laut Amerika.