Selasa 28 Mar 2017 17:57 WIB

Menantu Trump akan Bersaksi Terkait Hubungannya dengan Rusia

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ilham
Jared Kushner bersama istrinya Ivanka Trump.
Foto: ist
Jared Kushner bersama istrinya Ivanka Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank pembangunan negara Rusia, Vnesheconombank (VEB) mengungkapkan, eksekutif mereka, Sergei Gorkov, telah bertemu dengan Jared Kushner, menantu Presiden AS Donald Trump, pada Desember, lalu. Vnesheconombank saat ini tengah berada di bawah sanksi ekonomi Barat atas serangan Rusia ke Ukraina.

Komite Intelijen Senat AS yang menyelidiki dugaan adanya gangguan Rusia dalam pemilu AS telah berencana untuk mewawancarai rekan dekat Trump, termasuk Kushner yang telah setuju untuk bersaksi. Kushner yang menikahi putri Trump, Ivanka, saat ini menjabat sebagai penasihat Gedung Putih.

Pada Senin (27/3), juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer mengatakan kepada wartawan bahwa Kushner bersedia untuk bersaksi di hadapan Komite Intelijen Senat yang dipimpin oleh Senator North Carolina, Richard Burr, dari Partai Republik.

“Sepanjang kampanye dan transisi, Jared menjabat sebagai tokoh utama yang melakukan kontak dengan pemerintah dan pejabat asing. Mengingat perannya itu, ia mengajukan diri untuk berbicara dengan ketua komite, Burr" kata Spicer. Para pemimpin Partai Republik dan Partai Demokrat dari panel senat juga mengatakan Kushner telah setuju untuk diwawancarai. Namun, belum ada tanggal yang dijadwalkan.

Kushner sebelumnya telah mengakui pertemuannnya dengan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergei Kislyak pada Desember, lalu. Pada Senin (27/3), laporan baru muncul bahwa Kushner juga telah melakukan pembicaraan dengan Gorkov, selama roadshow Vnesheconombank tahun lalu.

Bank Vnesheconombank mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tengah mempersiapkan strategi baru, dengan bertemu perwakilan dari lembaga keuangan di Eropa, Asia, dan Amerika. Namun, Vnesheconombank menolak mengatakan di mana pertemuan itu berlangsung.

"Pertemuan dalam roadshow diikuti oleh sejumlah perwakilan dari bank dan perusahaan bisnis besar Amerika Serikat, termasuk Jared Kushner, sebagai kepala perusahaan Kushner," tulis Vnesheconombank.

Tuduhan badan-badan intelijen AS bahwa Rusia berada di balik peretasan yang dialami senior Partai Demokrat, telah menghantui pemerintahan Presiden Trump yang masih berusia sangat muda. Partai Demokrat menuduh Rusia ingin menggiring pemilu agar dimenangkan oleh Partai Republik. Namun, tuduhan itu dibantah oleh Rusia.

Duta Besar Kislyak dilaporkan telah melakukan sejumlah kontak dengan tim Trump. Pertama, ia melakukan kontak dengan mantan Penasihat Keamanan Trump, Michael Flynn, yang kemudian mengundurkan diri pada 13 Februari, lalu.

Para pejabat AS mengatakan, setelah bertemu dengan Kislyak di Trump Tower Desember lalu, yang juga dihadiri oleh Flynn, Kushner kemudian bertemu dengan Gorkov. Juru bicara Gedung Putih, Hope Hicks, mengkonfirmasi bahwa pertemuan itu tidak membahas mengenai sanksi terhadap Rusia.

Gorkov diangkat menjadi eksekutif Vnesheconombank pada awal 2016 oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia lulus dari Dinas Keamanan Federal (FSB), badan keamanan internal Rusia. Menurut situs Vnesheconombank, ia dianugerahi Medal of the Order of Merit for Services to the Fatherland.

Menurut dua staf Kongres, beberapa anggota Senat ingin mempertanyakan apakah Kushner dan Flynn mendiskusikan mengenai kemungkinan investasi di 666 Fifth Avenue di New York atau di Kushner Co atau perusahaan Trump lainnya, jika pemerintahan Trump membatalkan sanksi. Vnesheconombank, selain berada di bawah sanksi, telah bergulat dengan utang karena pembiayaan proyek-proyek politik seperti konstruksi untuk Olimpiade Musim Dingin Sochi. Vnesheconombank menerima 2,6 miliar dolar AS dari anggaran pemerintah Rusia pada 2016, ketika manajemen seniornya dipecat dan digantikan oleh tim eksekutif Sberbank.

Dalam sebuah artikel yang diposting pada 18 Desember, Forbes memperkirakan bahwa Jared Kushner, saudaranya, Josh, dan orang tuanya, Charles dan Seryl, memiliki kekayaan setidaknya 1,8 miliar dolar AS. Jumlah tersebut lebih dari setengah kekayaan yang diperkirakan Forbes didapatkan dari real estate.

Evgeny Buryakov (41), warga negara Rusia yang bekerja di Vnesheconombank dan yang dituduh menyamar sebagai bankir dalam jaringan mata-mata Rusia, telah mengaku bersalah atas konspirasi kriminal pada Maret 2016. Di pengadilan federal di Manhattan, Buryakov mengaku bertindak sebagai agen untuk pemerintah Rusia tanpa memberitahu pihak berwenang AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement