REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Maraknya layanan jasa pengiriman makanan di Indonesia menarik perhatian pengusaha ekspor ternak Australia. Hal itu dengan mempertimbangkam berubahnya cara distribusi daging dan produk lainnya ke konsumen.
Organisasi Meat and Livestock Australia (MLA) mengatakan ratusan ribu pengendara sepeda motor di kota-kota seperti Jakarta dan Singapura, mengantarkan makanan langsung ke pintu rumah konsumen, mengalahkan pusat distribusi mahal.
Andrew Simpson, manajer MLA untuk Asia Selatan mengatakan ojek motor ini mendistribusikan daging, botol anggur dan makanan restoran, yang menawarkan peluang bagi para eksportir Australia.
"Dalam dua tahun terakhir, para pengusaha telah mengumpulkan ratusan ribu ojek motor menjadi unit bisnis, salah satunya disebut Go-Jek," katanya.
"Ini mencapai 250 ribu karyawan pada saat ini," jelasnya.
"Mereka ini taksi, tapi bisnis tambahan mereka adalah mengantarkan bahan makanan, burger, bir - apa pun yang Anda inginkan - ke rumah atau restoran Anda untuk tarif di bawah satu dolar," ujar Simpson.
"Itu kekuatan pendorong yang artinya perubahan radikal mengenai bagaimana para pengecer berpikir, bagaimana pelayanan makanan berpikir," katanya.
"Singapura begitu juga. Di sinilah Asia memiliki kemampuan luar biasa, bukan hanya untuk mengejar tetapi juga untuk melampaui seluruh dunia," tambahnya.
Peritel modern memiliki investasi di gedung dan bangunan tapi itu terlalu mahal. Jaringan industri makanan mengadopsi pengiriman ke rumah-rumah dari pintu belakang, melalui deliveri sepeda motor, dan itu merupakan 10 sampai 20 persen dari bisnis mereka.
"Itu termasuk steak T-bone, botol anggur dan daging domba, jadi hal itu akan bagus bagi industri kami," kata Simpson.
Saat ini di pasar daging Asia daging sapi asal Brasil yang lebih murah merupakan tantangan bagi daging sapi Australia. Begitu juga persaingan yang disebabkan daging kerbau asal India, yang datang dalam kemasan 500 gram yang siap dipergunakan, langsung ke peritel.
Simpson mengatakan eksportir daging Australia perlu untuk melepas pasar daging ukuran karton 27,2 kilogram yang selama ini mereka kuasai.
"Kita telah tergeser oleh daging kerbau di pasar makanan, tergeser di pasar tradisional, tergeser di pasar ternak hidup, karena adanya alternatif yang sangat murah ini," katanya.
"Banyak pekerjaan sulit yang harus dilakukan, agar konsumen tahu bahwa kita memiliki sesuatu yang baik," tutur Simpson.
Diterbitkan Pukul 10:40 AEST 29 Maret 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita berbahasa Inggris.