REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Badan Pengungsi PBB (UNHCR), pada Kamis (30/3) melaporkan, bahwa lebih dari lima juta rakyat Suriah telah mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Mesir. Mereka meninggalkan Suriah tak lain karena perang brutal yang tak kunjung usai selama enam tahun terakhir.
Juru Bicara UNHCR Babar Baloch mengatakan, pihaknya sedang berusaha menggalang solidaritas agar rakyat Suriah dapat diterima dan ditampung di negara-negara sekitar Suriah. “Kami meminta jalur hukum lebih untuk Suriah agar dapat melakukan perjalanan ke negara-negara lain sehingga mereka tidak perlu mempertaruhkan nyawa atau tewas di laut seperti Mediterania,” katanya seperti dilaporkan laman Alaraby, Jumat (31/3).
Menurutnya, pada 2017, sekitar 1,2 juta rakyat Suriah membutuhkan permukiman untuk tempat tinggal. Salah satu negara yang menjadi tujuan rakyat Suriah adalah Amerika Serikat (AS). Namun, setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden, rakyat Suriah harus mengubur keinginannya untuk memulai kehidupan baru di AS. Sebab Donald Trump telah melarang masyarakat yang berasal dari negara yang dikuasai ISIS untuk memasuki AS.
Oleh sebab itu, Baloch mengharapkan, solidaritas kemanusiaan dari negara-negara lain untuk menampung rakyat Suriah. “Harapan kami adalah fokus kembali terhadap penderitaan orang-orang yang telah putus asa ini dan akan ada solidaritas dan pembagian tanggung jawab dari seluruh negara,” ucapnya.
Saat ini, ratusan ribu rakyat Suriah tinggal di negara-negara Teluk Arab. Adapun sekitar 800 ribu hijrah ke Eropa sepanjang sejak April 2011 hingga Oktober 2016. Sedangkan sekitar enam juta lainnya masih terjebak di tengah-tengah peperangan Suriah.