REPUBLIKA.CO.ID, YEI -- Monitor perjanjian perdamaian Sudan menyebut pelaku pembakaran ribuan rumah warga sipil di Sudan pada tahun lalu adalah pasukan pemerintah. Pasukan pemerintah dituding telah mbakar rumah-rumah warga saat perang sipil terjadi.
Laporan tersebut disertai dengan bukti terkuat yang dituduhkan kepada pasukan keamanan pemerintah. Tim penyidik melaporkan pasukan keamanan memasuki tiga desa di wilayah Yei selatan, kemudian meninggalkannya dalam keadaan hancur.
Seorang penasihat khusus PBB berkunjung ke wilayah Yei pada November lalu untuk melihat kondisi di sana. Menurutnya, Sudan Selatan bisa lenyap karena korban genosida.
Akan tetapi pasukan pemerintah membantah klaim adanya pejabat PBB dan peneliti yang memasuki satu desa di Yei. Pejabat pemerintah justru menyalahkan kelompok pemberontak yang dianggap bertanggung jawab terhadap pembakaran ribuan rumah warga sipil tersebut.
Data dari Amnesty Internasional yang dikutip Belfast Telegraph, Jumat (31/3), menunjukkan, sebanyak 2.000 bangunan hancur di sepanjang jalan raya dekat Yei di sepanjang akhir Desember sampai Januari.