Sabtu 01 Apr 2017 09:13 WIB

Makin Banyak Anak Somalia Sakit dan Gizi Buruk

Seorang anak pengungsi Somalia di tempat pengungsian  Qardho, Somalia. Pemerintah Somalia menyatakan bencana kekeringan di Somalia sebagai bencana nasional.
Foto: Ben Curtis/AP
Seorang anak pengungsi Somalia di tempat pengungsian Qardho, Somalia. Pemerintah Somalia menyatakan bencana kekeringan di Somalia sebagai bencana nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sementara kemungkinan kelaparan membayang, makin banyak anak menderita gizi buruk akut, kolera dan diare berair di Somalia, kata Dana Anak PBB (UNICEF) pekan ini.

Lebih dari 35.400 anak yang menderita gizi buruk akut dirawat dengan makanan terapis penyelamat-nyawa di ratusan pusat gizi di seluruh Somalia pada Januari dan Februari. Terjadi kenaikan 58 persen dibandingkan dengan masa yang sama pada 2016.

Hingga pekan ini, lebih dari 18.400 kasus kolera dan diare berair akut juga dilaporkan sejak awal tahun ini, kebanyakan kasus melibatkan anak kecil. UNICEF memperingatkan bahwa selama kelaparan 2011, sebanyak 130.000 anak kecil meninggal; sebanyak separuh dari mereka sebelum kelaparan diumumkan secara resmi.

"Jumlah ini adalah peringatan untuk menyadarkan orang," kata Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Selatan dan Timur Leila Pakkala. Sebelumnya ia berbicara dengan keluarga yang telah mengungsi dan pasien di satu pusata perawatan kolera di Baidoa, Somalia.

"Anak-anak menemui ajal akibat gizi buruk, kelaparan, kehausan dan penyakit," kata Pakakala. "Selama kemarau 2011, sebanyak 130.000 anak kecil meninggal, sebanyak separuh dari mereka sebelum kelaparan diumumkan. Kami bekerjasama dengan mitra sepanjang waktu untuk memastikan itu tidak terjadi lagi."

Tak ada angka pasti yang saat ini tersedia mengenai jumlah anak yang meninggal akibat kelaparan atau gizi buruk, sebagian karena banyak anak kecil menyerah kepada penyakit dan infeksi. Tapi anak-anak yang SAM (gizi buruk akut) sembilan kali kebih mungkin meninggal akibat penyakit dibandingkan dengan anak dengan gizi baik. Selama kelaparan 2011, pembunuh terbesar adalah diare dan campak.

Enam tahun sejak kelaparan diumumkan di beberapa bagian tengah-selatan Somalia, negeri tersebut sekali lagi berada di ambang bencana. Sekali ini, kemarau menyebar lebih luas, sehingga mempengaruhi Somaliland, Puntland dan daerah padang rumput Somalia, selain ke beberapa bagian tengah dan selatan negeri itu, yang mengalami pukulan paling keras pada 2011.

Jumlah orang yang paling menghadapi risiko lebih banyak lagi, dan anak-anak termasuk di antara yang paling terancam, kata badan PBB tersebut. Pada Februari, UNICEF memproyeksikan 944 ribu anak akan menderita gizi buruk akut pada 2017, termasuk 185 ribu anak yang menderita SAM dan memerlukan bantuan mendesak penyelamat nyawa.

Jumlah itu dapat melonjak, bahkan jika hujan mendatang yang diperkirakan mulai April turun, dan secara penuh. UNICEF dan mitranya telah mengamankan saluran pasokan penyelamat nyawa sampai Juni dan melaksanakan rencana peningkatan besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement