Senin 03 Apr 2017 13:36 WIB

Bayi Berusia Empat Hari Diselamatkan di Perairan Mediterania

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Imigran Afrika kerap melintasi perairan Mediterania demi memasuki Eropa
Foto: EPA
Imigran Afrika kerap melintasi perairan Mediterania demi memasuki Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Seorang bayi yang masih berusia empat hari turut diselamatkan dari kapal migran yang terombang-ambing di perairan Mediterania. Upaya pencarian dan penyelamatan dilakukan oleh tim kemanusiaan asal Spanyol, Proactiva Open, pada Sabtu (1/4).

Dalam proses penyelamatan yang dilakukan selama tiga jam, tim berhasil menyelamatkan 480 migran yang hendak menyusup ke Italia. Bayi tanpa nama yang ditemukan di tengah ratusan migran itu berada di salah satu perahu karet yang membawa lebih dari 200 pengungsi.

"Seminggu yang lalu, saya mengumpulkan mayat dari Mediterania untuk pertama kalinya, dan Sabtu ini saya membawa kehidupan baru," ujar Daniel Calvelo petugas yang menyelamatkan bayi.

Ibu sang bayi, seorang wanita Nigeria berusia 29 tahun, dan suaminya, seorang pekerja berusia 34 tahun dari Ghana juga turut diselamatkan. Mereka telah tinggal di Libya selama lebih dari dua tahun dan memutuskan berangkat ke Eropa setelah mereka memiliki bayi.

"Kami ingin pergi ke Prancis atau Jerman, ada masa depan bagi keluarga kami di sana," kata sang ayah Richard Ohene, dikutip The Daily Star.

Para migran berasal dari Afrika Utara dan Tengah, Sri Lanka, serta Yaman yang kapalnya terombang-ambing sekitar 22 mil dari kota Sabratha, Libya. Sabratha menjadi titik utama keberangkatan yang paling sering dilalui oleh penyelundup manusia di Libya.

Migran dari satu perahu karet kemudian dipindahkan ke kapal pukat nelayan, Golfo Azzuro. Sedangkan migran dari dua perahu karet lainnya dipindahkan ke kapal Vos Prudence.

Jika tak terombang-ambing, mereka diperkirakan akan mencapai pelabuhan Augusta di kota Sisilia, Italia, pada Ahad (2/4) sore. Menurut juru bicara Coast Guard, di Italia para migran masih belum memiliki tujuan pasti.

Italia telah menjadi titik kedatangan utama di Eropa untuk orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan dan kemiskinan di negara-negara Afrika. Sebagian besar dari mereka melintasi Mediterania dari Libya untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Lebih dari 600 migran telah tewas di tahun ini ketika berusaha mencapai Italia dari Afrika Utara. Organisasi Migrasi Internasional (IOM) memperkirakan, sebanyak 4.600 orang diperkirakan telah tewas tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement