Senin 03 Apr 2017 15:30 WIB

Pencarian Korban Banjir Kolombia Terus Dilakukan

Warga Kolombia menyaksikan kehancuran akibat banjir dan longsor di Mocoa, Kolombia, 2 April 2017.
Foto: REUTERS/Jaime Saldarriaga
Warga Kolombia menyaksikan kehancuran akibat banjir dan longsor di Mocoa, Kolombia, 2 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MOCOA -- Keluarga dan regu penyelamat pada Ahad (2/4) masih melakukan pencarian korban di bawah reruntuhan bangunan yang tertimbun lumpur akibat banjir dan longsor di Kolombia, yang menewaskan 254 orang, melukai ratusan lagi dan menghancurkan permukiman.

Aliran air di sejumlah sungai meluap di kota Mokoa pada Sabtu pagi. Akibatnya, air, lumpur dan tumpukan sampah membanjiri jalanan dan pemukiman saat penduduk setempat tertidur.

Relawan dan regu penyelamat menyatakan mengumpulkan 82 mayat di kota hilir, Villagarzon. Mereka mengatakan mayat masih terus berdatangan bersamaan dengan aliran sampah sungai.

"Kami harus menyelamatkan korban sendirian. Mungkin masih banyak yang datang," kata Wali kota Villagarzon, John Ever Calderon, kepada Reuters.

Dia menambahkan kotanya tidak mempunyai peti mayat atau tempat menyimpan jenazah. Banyak warga Mocoa masih terus mencari anggota keluarganya sampai dengan tengah malam, meski listrik di kota tersebut padam.

Baca: Korban Tewas Akibat Banjir dan Longsor Kolombia Tembus 250 Orang

"Saya harus menemukan mereka, saya harus tahu apakah mereka terluka dan di mana mereka," kata Maria Lilia Tisoy (37 tahun), ibu yang mencari dua anak perempuannya, sambil meneteskan air mata.

"Jika pun mereka meninggal, semoga saya bisa menemukan mereka," kata dia.

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengunjungi area banjir untuk kedua kalinya pada Ahad. Dia mengatakan layanan air pipa dan energi akan segera kembali berjalan secepatnya.

Santos meduga banjir terjadi karena perubahan iklim karena jumlah debit air akibat hujan di Mokoa selama sehari setara dengan hujan selama satu bulan pada waktu normal. Hinga Ahad malam, pemerintah mengatakan 254 orang tewas akibat bencana tersebut sementara 200an orang lainnya terluka.

Sementara itu, lembaga penanganan bencana setempat mengatakan bahwa lebih dari 500 orang kini tinggal di tempat penampungan darurat, dan lembaga layanan sosial telah menolong 10 orang anak hilang untuk bertemu kembali dengan orang tua masing-masing.

Bencana pada Sabtu di Kolombia terjadi setelah banjir di Peru menewaskan lebih dari 100 orang dan menghancurkan infrastruktur setempat. Banjir dan longsor terbesar di Kolombia terjadi pada 1985, saat 20 ribu orang tewas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement