REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki merencanakan serangan baru kepada kelompok-kelompok Suriah yang dianggap teroris. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin (3/4) waktu setempat, bahkan serangan tetap dilangsungkan meski selesainya operasi selama enam bulan di utara negara itu.
Pada pekan lalu Turki mengumumkan, pasukannya telah menyelesaikan operasi Perisai Efrat yang dimulai sejak Agustus lalu. Operasi itu untuk mengusir kelompok ISIS dan milisi Kurdi dari wilayah perbatasan.
Dalam pidatonya di wilayah Trabzon dekat Laut Hitam menjelang referendum, Erdogan menjelaskan operasi itu baru tahap pertama. Nantinya akan diikuti oleh operasi-operasi selanjutnya.
"Tidak ada berhenti, jalan terus. Kami membuat persiapan untuk operasi baru di daerah lain untuk mendapatkan basis teroris. Kami akan memberikan nama baru untuk operasi baru," katanya seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (4/4).
Erdogan memperingatkan beberapa kelompok yang ia sebutkan. Di antaranya PKK, ISIS, Unit Perlindungan Rakyat (YPG), dan milisi Kurdi Suriah. Mereka, kata Erdogan, akan mendapatkan kejutan pada musim semi nanti.
YPG adalah sekutu Amerika Serikat dalam memerangi ISIS di Suriah. Namun Turki melihatnya sebagai kelompok teror dan cabang dari PKK di Suriah.
"Bulan-bulan berikutnya dengan izin Allah akan menjadi musim semi untuk bangsa Turki dan musim kelam untuk teroris," kata Erdogan. Dia tidak menyebutkan di mana operasi baru akan dilakukan.
Rencana operasi gabungan dengan Washington untuk memberantas basis ISIS di Raqqa sepertinya melemah setelah AS memberikan dukungannya terhadap YPG. Sementara Turki ingin mengusir YPG dari kota strategis Suriah, Manbij.