Rabu 05 Apr 2017 08:53 WIB

Pesan Suara Pertama ISIS untuk Donald Trump

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merilis sebuah pesan suara yang menyebutkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump adalah seseorang yang idiot dan bodoh. Ini adalah pertama kalinya kelompok militan itu menyebut nama pemimpin baru negara adidaya, sejak pelantikan pada 20 Januari lalu.

ISIS menggunakan bahasa Arab dalam menyampaikan pesan yang disebut berdurasi sekitar 36 menit tersebut. Kelompok teroris itu juga mengatakan bahwa banyak hal yang tidak diketahui Trump mengenai Islam.

"Sepertinya saat ini semua orang di AS mengetahui bahwa mereka dipimpin oleh seseorang yang idiot dan bahkan tidak mengetahui dengan baik tentang Irak, Suriah, terlebih lagi Islam," ujar pernyataan ISIS melalui juru bicara kelompok Abu Hasan Al Muhajir, dilansir NBC News, Rabu (5/4).

Selama ini, Trump kerap berjanji menumpas ISIS. Dalam kampanye hingga resmi menjadi pemimpin AS, pria berusia 70 tahun itu menekankan terus berupaya untuk membasmi organisasi teror yang menyebabkan kekacauan di Timur Tengah dan seluruh dunia.

Bahkan, ia menetapkan kebijakan kontroversial yang disebut untuk mencegah ISIS ke AS. Kebijakan itu adalah melarang kedatangan warga dan pengungsi dari sejumlah negara mayoritas Muslim, diantaranya adalah Iran, Suriah, Yaman, Libya, Somalia, dan Sudan.

Meski demikian, ISIS tidak secara langsung menyampaikan sindiran terhadap Trump mengenai kebijakan imigrasi itu. Kelompok itu hanya menekankan bahwa suami dari Melania itu telah menyatakan kebencian dan perang terhadap Islam.

Sementara, kebijakan imigrasi kontroversial yang dibuat dalam perintah eksekutif oleh Trump dinilai justru menjadi hadiah bagi ISIS. Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat pada pemilu 2016 lalu, Hillary Clinton pernah mengatakan bahwa kelompok radikal itu selama ini pencari upaya untuk memecah negara-negara Barat dan Islam. Hal itu kemudian terwujud dengan pandangan Trump tentang Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement