Rabu 05 Apr 2017 09:48 WIB

Tiga Negara Ajukan Rancangan Resolusi PBB Serangan Kimia Suriah

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri baru Prancis Jean-Marck Ayrault.
Foto: reuters
Menteri Luar Negeri baru Prancis Jean-Marck Ayrault.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Inggris, Prancis dan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (4/4) mengajukan rancangan resolusi baru ke Dewan Keamanan PBB atas serangan kimia di Suriah. Mereka mengutuk penggunaan senjata kimia yang diduga dilakukan di Provinsi Idlib dan menuntut diadakannya penyelidikan sesegera mungkin.

Rancangan resolusi yang didapatkan AFP, menyerukan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) agar segera melakukan peninjuauan. OPCW diharapkan juga dapat melaporkan hasil temuan mereka.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault, mengatakan serangan senjata kimia ini merupakan cara untuk menguji pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Menurutnya, serangan dilakukan untuk mendesak Washington agar memperjelas posisinya terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Baca: OPCW Investigasi Serangan Kimia di Idlib

"Ini untuk mengetahui apakah ya atau tidak Amerika mendukung transisi politik di Suriah, yang juga berarti meminta dan mendukung kepergian Assad," kata Ayrault kepada radio RTL.

Serangan kimia itu terjadi pada Selasa (4/4) di Kota Khan Sheikhun, yang dikuasai pemberontak Suriah. Syrian Observatory for Human Rights (Observatorium untuk HAM Suriah) mengatakan, serangan telah menewaskan 58 warga sipil, yang beberapa di antaranya adalah anak-anak.

Kasus ini merupakan serangan senjata kimia ketiga dalam kurun waktu sepekan di Suriah. Dua serangan sebelumnya terjadi di Provinsi Hama, daerah yang tidak jauh dari Idlib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement