REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Uji coba terbaru rudal Korea Utara berakhir dengan kegagalan ketika roket berputar di luar kendali dan terjun bebas ke laut. Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan, Rudal Scud mengalami kegagalan penerbangan dan jatuh di lepas pantai timur Korea Utara setelah terbang sejauh 65km.

Pada awalnya, AS dan Korea Selatan menduga Korea Utara melakukan uji coba rudal jarak menengah KN-15, yang pernah diuji pada Februari lalu. Namun, tidak seperti KN-15 yang ditembakkan dengan bahan bakar padat, rudal Korea Utara kali ini ditembakkan dengan menggunakan bahan bakar cair.

Malaysia Protes Peluncuran Rudal Balistik Korut

Sejumlah ahli senjata mengatakan, dalam waktu empat tahun, Korea Utara bisa mengembangkan rudal yang mampu mencapai daratan Amerika Serikat (AS). Korea Utara melakukan dua uji coba nuklir tahun lalu, pada Januari dan September, yang menuai kecaman internasional

Presiden Pacific Forum CSIS, lembaga think tank di Honolulu, Ralph Cossa, memperkirakan Korea Utara akan melakukan sesuatu saat Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu. Citra satelit juga menunjukkan Korea Utara sedang mempersiapkan uji coba nuklir bertepatan dengan pertemuan itu.

"Mereka tidak keberatan dibenci tapi mereka pasti benci diabaikan," kata Cossa, dikutip Daily Mail.

Para pengamat mengatakan, Korea Utara mungkin akan melakukan uji coba nuklir dan rudal jarak jauh pada peringatan ulang tahun pendiri Korea Utara, Kim Il-sung, pada 15 April mendatang. Kim Il-sung adalah kakek dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-un.

Pada Maret, Korea Utara menembakkan empat rudal balistik yang terbang sekitar 1.000 kilometer. Tiga dari rudal-rudal itu mendarat di perairan yang diklaim Jepang sebagai zona ekonomi eksklusifnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika