Kamis 06 Apr 2017 04:25 WIB

Warganet Sampaikan Duka untuk Suriah dengan Warna Kuning

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ahli dari Turki mengevakuasi korban diduga karena serangan senjata kimia di Idlib, Suriah ke RS setempat di Reyhanli, Turki, 4 April 2017.
Foto: DHA-Depo Photos via AP
Ahli dari Turki mengevakuasi korban diduga karena serangan senjata kimia di Idlib, Suriah ke RS setempat di Reyhanli, Turki, 4 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Warganet memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan duka kepada korban serangan senjata kimia di Provinsi Idlib, Suriah. Mereka beramai-ramai mengubah foto profil di jejaring sosial Facebook dan Twitter dengan warna kuning polos.

BBC melaporkan, warna kuning dipilih karena dianggap melambangkan warna racun. Kampanye ini juga dilakukan menunjukkan kesadaran mereka akan insiden mengerikan tersebut.

Selain warna kuning polos, ada juga warganet yang menambahkan ilustrasi siluet anak-anak memegang balon gas di depan warna latar kuning. Gambar yang diberi judul "pembantaian zat kimia" itu menggambarkan anak-anak yang tewas karena balon beracun. Gambar-gambar itu juga mengingatkan semua pihak dengan serangan kimia di Ghouta pada 2013 lalu. Saat itu lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas.

Banyak warganet yang menulis di akun Twitternya tentang serangan kimia itu. Mereka menyalahkan Assad dengan menggunggah gambar bertuliskan "Oh Bashar, kami meminta kepada Tuhan, jika Anda berharap adanya kematian, maka Anda tidak akan mendapatkannya."

Seorang wartawan Suriah dari Aleppo mengatakan, reaksi warga net dapat memicu media-media lain untuk lebih banyak memberitakan kondisi di Suriah. Ia memberitahu orang-orang di luar Suriah bahwa mereka bisa membantu dengan mengutarakan dukungan di media sosial.

Puluhan warga sipil, termasuk anak-anak, tewas dan terluka dalam serangan senjata yang dilakukan di kota Khan Sheikhoun, Selasa (4/4). Mayoritas gambar dan video beredar secara daring menunjukkan korban tewas dan menderita. Warna kuning yang digunakan warga net diharapkan dapat menyampaikan pesan kemanusiaan dan politik dalam serangan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement