REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Para siswa Sekolah Dasar Peter Moyes di Perth (Australia Barat) yang sudah lama memiliki program pengajaran bahasa Indonesia mengadakan pertunjukkan spektakuler bernama Indonesian Integrated Cultural Arts Experience, Senin (3/4).
Sekitar 1.000 siswa tampil menunjukkan kebolehan mereka menari kecak asal Bali dan mempertunjukkan kisah Rama dan Sinta di depan sekitar 1000 pengunjung termasuk Konsul Jenderal RI Perth, Ade Padmo Sarwono. Menurut informasi yang diperoleh Australia Plus Indonesia dari KJRI Perth, kegiatan kolosal ini dilaksanakan oleh Sekolah Dasar Peter Moyes yang bertempat di teater terbuka halaman sekolah tersebut.
Selain Tari Kecak, kegiatan diisi dengan pertunjukkan tarian tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Pertunjukan dilaksanakan secara medley diselingi pengantar oleh 2 orang siswa yang membacakan narasi dan latar belakang dari setiap budaya yang ditampilkan.
Pendekatan yang dilakukan dengan memperkenalkan kebudayaan asli dan destinasi wisata, serta ikon dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Pertunjukan yang ditampilkan antara lain Tari Pendet, Tari Piring, Tari Kipas, Tari kreasi Yamko Rambe Yamko, Tari Tor Tor, Tari Enggang Dayak, dan pertunjukan gamelan dan angklung.
Tidak tanggung-tanggung sebanyak 500 siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 SD dan 500 kostum tradisional Indonesia dikerahkan untuk mengisi acara tersebut. Pertunjukan kebudayaan Indonesia tersebut sangat berkesan dan menarik mengingat dilakoni oleh anak Sekolah Dasar setempat.
Seluruh persiapan mulai dari ide cerita dan narasi merupakan hasil kreativitas dari siswa SD Peter Moyes.
Para siswa selama berbulan-bulan telah melakukan berbagai riset mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia. Selain itu, mereka juga menyiapkan kostum dan perlengkapan yang menarik seperti Kapal Pinisi, Burung Garuda, bunga Rafflesia, wayang Punakawan, dan Ondel-ondel.
Kegiatan ini merupakan salah satu program Bahasa Indonesia yang diajarkan Sekolah Peter Moyes sejak sekolah tersebut berdiri. Kegiatan ini cukup efektif dalam menyampaikan informasi mengenai Indonesia dan keterikatan sejarah dengan Australia yang telah dimulai sejak awal tahun 1640 sewaktu penduduk asli Australia (Aborigin) menjalin hubungan dengan para nelayan teripang dari Makassar yang menggunakan Kapal Pinisi.
Selain itu, para siswa dalam pertunjukannya menyampaikan pesan-pesan Bali yang menjadi destinasi wisata unggulan warga Australia merupakan salah satu provinsi di Indonesia.
Indonesia tidak hanya Bali melainkan terdiri dari gugusan Pulau Besar maupun Pulau Kecil dengan keberagaman etnis, budaya, bahasa dan agama.
Disampaikan juga bahwa keindahan Indonesia antara lain Danau Tiga Warna (Kelimutu) di Flores, Pulau Komodo yang merupakan habitat Komodo, Candi Borobudur yang merupakan candi terbesar di Indonesia. Juga ada Loncat Batu yang merupakan daya tarik Pulau Nias, Ondel-ondel yang merupakan daya tarik Jakarta, Kalimantan yang terkenal dengan Orang Utan dan Bunga Bangkai Raflesia, dan Maluku yang terkenal dengan Pulau rempah-rempah.
Konjen RI Perth Ade Sarwono menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan yang menampilkan budaya Indonesia. Konjen RI juga menyampaikan apresiasi atas pengajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan sejak berdirinya Sekolah Peter Moyes.
Pementasan budaya seperti ini sangat penting, khususnya untuk memperkuat people to people interaction antara Indonesia dan Australia sebagai negara bertetangga dekat.