Jumat 07 Apr 2017 07:37 WIB

Filipina akan Duduki Pulau-Pulau tak Berpenghuni di Laut Cina Selatan

Pulau di kawasan konflik laut Cina Selatan
Foto: VOA
Pulau di kawasan konflik laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis (6/4) mengeluarkan perintah untuk menduduki pulau-pulau dan dangkalan tak berpenghuni yang diakunya di wilayah sengketa Laut Cina Selatan. Dengan melakukan pendudukan, Filipina menegaskan kedaulatannya dengan mengubah taktik. 

Pemimpin negara, yang saat kampanye pernah bergurau bahwa ia akan meluncur dengan jet ke sebuah pulau yang dibuat Cina di Laut Cina Selatan untuk memperkuat klaim Manila, itu juga mengatakan ia kemungkinan akan mendatangi sebuah pulau yang dikuasai Filipina untuk mengibarkan bendera nasional.

"(Pulau-pulau) yang belum diduduki, yang adalah milik kita, mari kita pertahankan," kata Duterte kepada para wartawan saat mengunjungi sebuah pangkalan militer di Palawan, di dekat perairan yang disengketakan, seperti dilansir Reuters

"Tampaknya semua orang memegang pulau-pulau di sana. Jadi, sebaiknya kita pertahankan (pulau-pulau) yang masih belum dihuni. Apa yang menjadi milik kita sekarang, kita aku dan buat alasan yang kuat dari situ."

Rencana pendudukan Duterte itu tampaknya tidak akan diterima oleh Cina, yang mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan, terutama pada saat hubungan kedua negara itu sedang menghangat dalam bulan-bulan terakhir ini. Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga mengajukan klaim atas Laut Cina Selatan, perairan yang strategis itu. 

Duterte mengumumkan 'pemisahannya' dari Amerika Serikat pada Oktober lalu. Ia menyatakan telah besekutu kembali dengan Cina sementara kedua negara setuju untuk menyelesaikan persengketaan mereka menyangkut Laut Cina Selatan melalui perundingan. 

Beberapa bulan sebelumnya, pengadilan di Den Haag memutuskan bahwa Beijing tidak punyak hak sejarah terhadap Laut Cina Selatan. Upaya Duterte untuk mengikatkan diri dengan Cina menandai perubahan dalam kebijakan luar negeri. 

Filipina memiliki sembilan hal, atau pulau dan karang di Laut Cina Selatan, termasuk kapal transportasi antik peninggalan Perang Dunia II yang terdampar di dangkalan Second Thomas Soal pada akhir 1990-an. 

Duterte mengatakan ia kemungkinan akan mengunjungi pulau Thitu, pulau terbesar di Kepulauan Spratly yang dikuasai Filipina, dan membangun barak-barak bagi para personel yang beroperasi di daerah itu. 

"Pada Hari Kemerdekaan yang akan datang, saya mungkin akan berkunjung ke pulau Pagasa untuk mengibarkan bendera di sana," kata Duterte, menggunakan nama setempat untuk menyebut Thitu. 

Filipina pada 12 Juni akan memperingati hari kemerdekaan yang ke 119 tahun dari penguasaan Spanyol selama lebih dari tiga abad. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement