Sabtu 08 Apr 2017 06:55 WIB

Italia: PBB dan Rusia Harus Terlibat Negosiasi Suriah

Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni
Foto: ilsecoloxix.it
Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Konflik Suriah perlu diselesaikan melalui negosiasi yang melibatkan pemerintah dan kekuatan oposisi, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni.

Menteri Luar Negeri Italia sebelumnya memberikan dukungan kepada serangan udara Amerika Serikat terhadap lapangan terbang Suriah pada Jumat (7/4). Ia menyebut itu sebagai tanggapan yang sesuai untuk agresi Suriah dan pencegah terhadap penggunaan senjata kimia oleh pemimpinnya Bashar al-Assad.

Gentiloni, yang negaranya tengah memegang jabatan presiden bergilir Kelompok Tujuh negara industri, mengatakan kepada wartawan serangan "terbatas" tidak harus dilihat sebagai sebuah tahapan dalam proses eskalasi militer. Konflik di Suriah harus diselesaikan melalui negosiasi yang melibatkan pasukan rezim dan oposisi, dan diawasi oleh PBB dengan peran yang menentukan dan membangun dari Rusia.

Ia menambahkan ia baru saja berbicara dengan para pemimpin Prancis dan Jerman yang menyetujui tindakan AS. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan militernya melancarkan serangan peluru kendali ke sebuah pangkalan udara Suriah yang diyakini menjadi asal serangan senjata kimia maut diluncurkan.

Trump menyebut aksinya ini untuk kepentingan keamanan nasional Amerika dalam melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sekitar 50 rudal Tomahawk diluncurkan dari dua kapal perang Angkatan Laut AS USS Porter dan USS Ross di Laut Mediterania timur dengan membidik berbagai target, mulai landasan, pesawat tempur, sampai stasiun pengisian bahan bakar pesawat, di Pangkalan Udara Shayrat.

"Malam ini saya memerintahkan serangan militer ke pangkalan udara di Suriah yang menjadi asal serangan kimia diluncurkan. Serangan ini demi kepentingan keamanan nasional vital Amerika Serikat dalam mencegah dan menghalau penyebaran dan penggunaan senjata kimia berbahaya," kata Trump.

"Tak dapat dibantah lagi Suriah telah menggunakan senjata kimia terlarang, melanggar kewajiban-kewajibannya di bawah konvensi senjata kimia dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB," kata Trump.

Trump memerintahkan serangan rudal ini sehari setelah dia menuduh Bashar ada di balik serangan senjata kimia pekan ini yang menewaskan paling sedikit 70 orang yang kebanyakan darinya anak-anak, di kota Khan Sheikhoun. Namun pemerintah Suriah membantah berada di belakang serangan itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin meyakini serangan peluru kendali Amerika Serikat ke sebuah pangkalan udara Suriah sebagai perbuatan melanggar hukum internasional dan telah melukai hubungan AS-Rusia, seperti yang dikutip dari Kremlin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement