Sabtu 08 Apr 2017 09:03 WIB

PM Swedia Sebut Insiden Truk Serangan Terorisme

Polisi menjaga lokasi insiden truk yang menabraki pejalan kaki dan sebuah pusat perbelanjaan di Stockholm, Swedia, 7 April 2017.
Foto: REUTERS/Magnus Strom
Polisi menjaga lokasi insiden truk yang menabraki pejalan kaki dan sebuah pusat perbelanjaan di Stockholm, Swedia, 7 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven mengatakan insiden truk yang menabrak pejalan kaki dan sebuah pusat perbelanjaan di Drottninggatan (Queen Street), Stockholm, Jumat (7/4), merupakan serangan teroris.

Aksi itu menewaskan empat orang dan melukai 15 orang. Polisi mengatakan mereka telah menahan satu orang di pinggiran Stockholm. Sebelumnya, beredar foto seorang pria mengenakan jaket bertudung abu-abu. Truk yang digunakan adalah truk pengangkut bir yang dibajak.

"Aksi seperti ini tidak akan pernah berhasil. Kami tahu musuh kami adalah para pembunuh kejam ini, bukan sesama kami. Pesan kami jelas, yaitu kalian tidak akan pernah mengalahkan kami, mengatur hidup kami. Kalian tidak akan pernah menang," kata Lofven dalam konferensi pers, Jumat.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Polisi mengatakan keamanan di perbatasan Swedia ditingkatkan.

Berbelok

"Saya berbalik dan melihat sebuah truk besar. Truk itu berbelok dari sisi satu ke sisi lain. Truk itu tidak terlihat kehilangan kendali, tapi justru mencoba menabrak orang," kata seorang turis Australia Glen Foran yang berusia 40-an tahun.

Dia mengatakan truk menabraki orang-orang. "Mengerikan. Truk menabrak kereta bayi berisi anak. Polisi datang cukup lama. Mungkin menurut mereka cepat, tapi terasa seperti selamanya menunggu polisi," katanya.

Baca: WNI dan Mahasiswa Indonesia Terperangkap di Stockholm

Wilayah di pusat Stockholm dievakuasi, termasuk stasiun kereta api utama dan situtup hingga Jumat malam. Lalu lintas kereta bawah tanah juga dihentikan, dan kantor pemerintahan ditutup.

Jejak ban berdarah menunjukkan lintasan yang dilewati truk. Juru bicara Spendrups Brewery, Marten Lyth mengatakan truk yang sedang mengirim bir itu dicuri seorang pria bertopeng.

"Kami berdiri di dekat lampu lalu lintas di Drottninggatan, lalu kami mendengar teriakan dan melihat sebuah truk datang," kata seorang saksi mata yang menolak menyebutkan nama kepada Reuters.

Sejumlah serangan dengan truk atau mobil yang menabraki kerumunan telah beberapa kali terjadi di Eropa selama beberapa tahun terakhir. Pada 2010 Alqaidah meminta pengikutnya menggunakan truk sebagai senjata.

ISIS mengaku sebagai dalang serangan di Nice, Prancis Juli lalu. Serangan truk menewaskan 86 orang saat warga merayakan Bastille Day. Desember lalu di Berlin sebuah truk menabrak pasar Natal dan menewaskan 12 orang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement