Sabtu 08 Apr 2017 12:00 WIB

Suriah akan Serang Musuh Lebih Keras

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad
Foto: AP
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kantor Presiden Suriah Bashar al Assad mengatakan Suriah akan menyerang musuh-musuhnya lebih keras. Suriah meradang karena Amerika Serikat menembakkan rudalnya ke pangkalan udara Suriah sebagai aksi balasan karena Suriah disebut melakukan serangan gas beracun.

Damaskus dan Moskow membantah pasukan Suriah berada di balik serangan gas beracun tersebut. Negara-negara Barat menolak penjelasan Suriah bahwa bahan kimia bocor dari depot senjata pemberontak setelah ditembak dari udara.

Tentara Suriah mengatakan, serangan AS menewaskan enam orang. Serangan itu merupakan agresi terang-terangan yang membuat Amerika Serikat sebagai mitra kelompok teroris termasuk ISIS. Dalam serangan yang dilancarkan AS tak ada korban sipil.

Baca: Rusia Peringatkan AS Konsekuensi Serangan ke Suriah

Banyak pemilih Trump menyambut baik serangan udara AS ke pangkalan udara Suriah sebagai unjuk kekuatan. Bagi warga Suriah di AS, serangan Trump ke Suriah mengubah Trump dari penjahat menjadi pahlawan bagi mereka. Sekutu AS menunjukkan mereka mendukung serangan AS ke Suriah.

Anggota parlemen AS dari kedua belah pihak mendukung tindakan Trump dalam melakukan serangan ke pangkalan udara Suriah. Namun mereka menuntut Trump menguraikan strategi yang lebih luas untuk menangani konflik di Suriah. Mereka juga meminta Trump berkonsultasi dengan Kongres dalam setiap tindakan lebih lanjut.

Dewan Keamanan PBB melakukan negosiasi untuk membuat resolusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat, Prancis dan Inggris. Mereka mengutuk serangan gas beracun dan mendorong Pemerintah Suriah untuk bekerja sama dengan penyelidik internasional.

Rusia mengatakan, resolusi Dewan Keamanan PBB tidak dapat diterima. Rusia akan melakukan veto terhadap resolusi tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement