Selasa 11 Apr 2017 12:31 WIB

Trump dan May Sepakat Tekan Rusia Cabut Dukungan ke Assad

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump dengan PM Inggris Theresa May.
Foto: The Telegraph
Presiden AS Donald Trump dengan PM Inggris Theresa May.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Theresa May melakukan pembicaraan via telepon membahas rencana menekan Rusia agar mencabut dukungannya terhadap rezim Suriah. Kedua pemimpin itu sedang berusaha mencari celah agar bisa meluluhkan Rusia dan mendengarkan permintaannya.

Percakapan keduanya dilakukan setelah Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada pimpinan negara-negara G7 di Italia mengenai sanksi lebih lanjut untuk Rusia. Para anggota G7 tersebut berusaha mencari jalan keluar untuk krisis di Suriah. 

Juru bicara Downing Street menyebutkan Trump berterima kasih kepada May karena telah mendukung serangan udara ke pangkalan udara Shayrat di Suriah pekan lalu. Serangan udara itu, menurut Trump merupakan respons atas serangan gas yang ditembakkan ke wilayah permukiman pemberontak di Khan Sheikhoun, yang dituduhkan kepada rezim Bashar al Assad.

Sampai saat ini Assad tetap membantah tuduhan tersebut dan mengatakan gas itu berasal dari gudang senjata kimia pemberontak yang bocor.

“Mereka menyepakati Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson melakukan kunjungan ke Moskow pekan ini untuk melakukan konsolidasi politik terbaru dengan Rusia. Mereka juga mendiskusikan permasalahan Timur Tengah lebih luas, termasuk ancaman Iran yang ingin menguasai Timur Tengah,” kata juru bicara Downing Street, dikutip BBC, Selasa (11/4).

Trump dan May juga membicarakan permasalahan internasional lain termasuk tentang Cina, yang diminta untuk menekan Korea Utara.  

Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer pada Senin (10/4) waktu setempat mengungkapkan tindakan lebih lanjut AS terhadap Suriah sudah ditetapkan. Sedangkan Iran Rusia yang merupakan sekutu Assad juga telah mengancam akan melakukan tindakan militer jika ada penyerangan lagi terhadap rezim Suriah.

Sebelumnya Johnson mengatakan senior militer Rusia yang terlibat dalam operasi militer Suriah bisa menerima sanksi internasional. Menurut dia, Presiden Rusia Vladimir Putin telah meracuni reputasi Rusia karena telah bekerja sama dengan orang yang berusaha menyerang rakyatnya sendiri dengan gas beracun.

G7 berharap banyak kepada kunjungan Tillerson ke Moskow. Johnson berharap Tillerson juga dapat menemui Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov untuk menyelesaikan misinya hingga tuntas. Meskipun putra Trump, Eric, sempat mengatakan kepada Telegraph AS tidak akan tertekan oleh Putin. Menurutnya presiden tidak akan terintimidasi dengan ancaman perang dari Moskow.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement