REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Turki menemukan pemerintah Suriah masih memiliki kapasitas senjata kimia. Menurutnya, langkah-langkah menghentikan potensi penggunaan senjata tersebut oleh Suriah sangat mendesak.
Cavusoglu mengungkapkan, dengan menemukan adanya indikasi Suriah masih memiliki kapasitas senjata kimia, transisi pemerintah di sana juga sangat dibutuhkan. "Risiko senjata kimia akan terus berlanjut selama Presiden Suriah Bashar al-Assad tetap berkuasa," ujarnya, Selasa (11/4).
Baca: Pentagon Yakin Suriah Simpan Senjata Kimia di Shayrat
Tak hanya Turki, Pentagon juga menuding hal yang sama kepada Suriah. Pentagon meyakini Suriah masih menambahkan kapasitas senjata kimia walaupun Amerika Seriat (AS) telah menyerang negara itu dengan rudal jelajah.
Juru bicara pusat komando militer AS Kolonel John Thomas menyebut intelijen AS menduga Bashar al-Assad menghimpun senjata kimia tersebut di gudang senjata di pangkalan udara Shayrat, dekat Homs.
Kendati dituding dari berbagai arah, namun Suriah menegaskan tidak memiliki senjata kimia. Hal itu juga ditekankan sekutunya, Rusia, yang mengklaim Suriah sudah tidak lagi memiliki senjata kimia.